Selasa, 07 Februari 2023

MAKALAH MATEMATIKA SD TENTANG "PECAHAN DESIMAL DAN PERSEN"

 

PECAHAN DESIMAL DAN PERSEN

TUGAS MATA KULIAH

PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD

Dosen Pengampu:

Drs. Muh. Hasbi, M.Pd

Drs. H. M. Tawil Madeali, M. Pd

Dr. H. Sudarman, M. Pd

 

Disusun Oleh:

Kelompok 6

1.        Zulfajri                                               A 231 14 105

2.         Ni Gusti Ayu Kartia Dewi                A 231 14 006

3.         Ni Nengah Febriani                          A 231 14 001

4.         Mariyaningsih                                   A 231 14 141

5.         Siti Hajar Adriani                             A 231 14 086

6.         Riri Andini                                         A 231 14 020

 

 

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2016








KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesehatan, keselamatan dan kesempatan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “PECAHAN DESIMAL DAN PERSEN”.

Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan tugas Mata Kuliah Pembelajaran Matematika SD pada Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako. Dalam makalah ini akan dijelaskan mengenai Pengertian Pecahan Desimal, Membaca Pecahan Desimal, Pembulatan Pecahan Desimal, Mengubah Pecahan Biasa ke Pecahan Desimal dan Sebaliknya, Mengubah Bentuk Persen Menjadi Pecahan Desimal dan Sebaliknya, Urutan Pecahan Desimal, Operasi Pecahan Desimal, (Pengertian, Lambang, dan Istilah  Persen), Mengubah Persen Menjadi Pecahan Biasa, Mengubah Persen Menjadi Desimal, Mengubah Pecahan Biasa Menjadi Persen, Mengubah Desimal Menjadi Persen, Operasi Persen, Masalah Pembelajaran Pecahan Desimal dan Persen di SD.

Dalam penyelesaian makalah ini, kami menyadari bahwa kemampuan dan pengetahuan kami sangat terbatas, maka adanya bimbingan, pengarahan, dan dukungan dari beberapa pihak sangat membantu. Olehnya itu, dengan penuh kerendahan hati kami menyampaikan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat Bapak Drs. H. M. Tawil Madeali, M. Pd,  Dr. H. Sudarman, M. Pd, Drs. Muh. Hasbi, M. Pd, selaku dosen pembimbing Mata Kuliah Pembelajaran Matematika SD, yang telah banyak memberi bimbingan, arahan, serta saran-saran yang sangat berharga pada kami.

Pada kesempatan ini pula, dengan segala ketulusan dan kerendahan hati kami mengucapkan terima kasih sebesar besarnya kepada teman-teman yang ikut serta dalam membantu penyusunan makalah ini.

         Palu , Februari 2016

 

Penyusun

DAFTAR ISI

 

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR ......................................................................................   i

DAFTAR ISI ......................................................................................................  ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah .............................................................................  1

1.2.Rumusan Masalah ........................................................................................  2

1.3.Tujuan Penulisan .........................................................................................  3

 

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pecahan Desimal ..........................................................................................  4

2.1.1. Pengertian Pecahan Desimal ............................................................  4

2.1.2. Membaca Pecahan Desimal ............................................................  11

2.1.3. Pembulatan Pecahan Desimal ........................................................  11

2.1.4. Mengubah Pecahan Biasa ke Pecahan Desimal dan Sebaliknya  13

2.1.5 Mengubah Bentuk Persen Menjadi Pecahan Desimal dan Sebaliknya           21

2.1.6 Urutan Pecahan Desimal .................................................................  22

2.1.7 Operasi Pecahan Desimal ................................................................  25

2.1.7.1. Penjumlahan Pecahan Desimal .............................................  25

2.1.7.2. Pengurangan Pecahan Desimal .............................................  30

2.1.7.3. Perkalian Pecahan Desimal ...................................................  32

2.1.7.4. Pembagian Pecahan Desimal ................................................  34

2.2. Persen .........................................................................................................  37

2.2.1. Pengertian, Lambang, dan Istilah Persen .....................................  37

2.2.2.Mengubah Persen Menjadi Pecahan Biasa ...................................  39

2.2.3. Mengubah Persen Menjadi Desimal ..............................................  39

2.2.4. Mengubah Pecahan Biasa Menjadi Persen ..................................  40

2.2.5.Mengubah Desimal Menjadi Persen ...............................................  42

2.2.6. Operasi Persen .................................................................................  43

2.2.6.1. Penjumlahan Persen ...........................................................  43

2.2.6.2. Pengurangan Persen ..........................................................  46

2.2.6.3. Perkalian Persen .................................................................  49

2.2.6.4. Pembagian Persen ..............................................................  57

2.3. Masalah Pembelajaran Pecahan Desimal di SD .....................................  59

2.4. Masalah Pembelajaran Persen di SD ......................................................  60

 

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan ................................................................................................  64

3.2. Saran ..........................................................................................................  66

 

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................  67

 

 

 

 BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1  LATAR BELAKANG MASALAH

Aritmatika mengenai pecahan kurang disenangi dan sulit dipahami oleh siswa. Hal ini disebabkan kurangnya minat siswa pada pelajaran tersebut. Kurangnya guru dalam memberikan motivasi kepada siswa sehingga nilai hasil aritmatika mengenai pecahan masih belum maksimal sesuai dengan yang diharapkan.

 

Selayaknya pembelajaran aritmatika di tekankan pada cara belajar dengan cara berbuat ( learning by doing ) agar pembelajaran efektif  artinya sesuai dengan kemampuan siswa, siswa dapat mengkontruksi secara maksimal pengetahuan baru yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran selama ini pembelajaran matematika kurang memperhatikan masalah-masalah yang menyangkut kehidupan yang nyata.

 

Pembelajaran bilangan desimal merupakan bagian yang sangat penting dalam matematika. Akan tetapi, bilangan desimal dikenal sebagai bilangan yang abstrak untuk siswa. Pembelajaran bilangan desimal di Indonesia sebagian besar diajarkan hanya sebagai bentuk lain dari pecahan dan persentase. Belum ada acuan yang bermakna seperti halnya penggunaan situasi yang konkret (nyata).

 

Belajar tentang desimal sulit karena memerlukan pemahaman yang lama, berbeda dengan pemahaman konsep bilangan asli. Pada saat yang sama, desimal sangat penting bagi siswa karena mereka akan sangat sering menghadapi perhitungan.

 

Banyak siswa beranggapan bahwa desimal hanyalah jumlah yang mengandung titik (Koma) tanpa mengetahui maknanya. Menurut Markovits & Bahkan (1999), menemukan titik desimal dengan menghitung jumlah digit setelah desimal titik (teknik umum diajarkan) kadang-kadang berakhir dengan jawaban yang keliru. Oleh karena itu, proses pembelajaran membutuhkan situasi yang berarti seperti yang membawa pengertian siswa terhadap desimal. Namun, pendekatan untuk mengajar dan belajar desimal sangat simbolis dan tidak terlalu memberikan perhatian dalam hubungannya dengan kehidupan sehari-hari.

 

1.2  RUMUSAN MASALAH

1.        Apakah pengertian pecahan desimal?

2.        Bagaimanakah cara membaca pecahan desimal?

3.        Bagiamanakah cara pembulatan pecahan desimal?

4.        Bagaimanakah cara mengubah pecahan biasa ke pecahan desimal ?

5.        Bagaimanakah cara mengubah pecahan desimal ke pecahan biasa?

6.        Bagaimanakah cara mengubah bentuk persen menjadi pecahan desimal?

7.        Bagaimanakah cara mengubah bentuk pecahan desimal menjadi persen?

8.        Bagaimanakah urutan pecahan desimal?

9.        Apa sajakah operasi-operasi  dalam pecahan desimal?

10.    Apakah yang dimaksud dengan persen?

11.    Bagaimanakah lambang dan istilah persen?

12.    Bagaimanakah cara mengubah persen menjadi pecahan biasa?

13.    Bagaimanakah cara mengubah persen menjadi desimal?

14.    Bagaimanakah cara mengubah pecahan biasa menjadi persen?

15.    Bagaimanakah cara mengubah desimal  menjadi persen?

16.    Apa sajakah operasi-operasi dalam persen?

17.    Apa sajakah masalah pembelajaran pecahan desimal di SD?

18.    Apa sajakah masalah pembelajaran desimal di SD?

 

 

 

1.3  TUJUAN PENULISAN

1.        Untuk menjelaskan pengertian pecahan desimal

2.        Untuk menjelaskan cara membaca pecahan desimal

3.        Untuk menjelaskan cara pembulatan pecahan desimal

4.        Untuk menjelaskan cara mengubah pecahan biasa ke pecahan desimal

5.        Untuk menjelaskan cara mengubah pecahan desimal ke pecahan biasa

6.        Untuk menjelaskan cara mengubah bentuk persen menjadi pecahan desimal

7.        Untuk menjelaskan cara mengubah bentuk pecahan desimal menjadi persen

8.        Untuk menjelaskan urutan pecahan desimal

9.        Untuk menjelaskan operasi-operasi dalam pecahan desimal

10.    Untuk menjelaskan pengertian persen

11.    Untuk menjelaskan tentang lambang dan istilah persen

12.    Untuk menjelaskan cara mengubah persen menjadi pecahan biasa

13.    Untuk menjelaskan cara mengubah persen menjadi desimal

14.    Untuk menjelaskan cara mengubah pecahan biasa menjadi persen

15.    Untuk menjelaskan cara mengubah desimal menjadi persen

16.    Untuk menjelaskan operasi-operasi dalam persen

17.    Untuk menjelaskan masalah pembelajaran pecahan desimal di SD

18.    Untuk menjelaskan masalah pembelajaran persen di SD

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

2.1  PECAHAN DESIMAL

2.1.1.  Pengertian Pecahan Desimal

Kata desimal berasal dari bahasa latin, “decem” yang artinya sepuluh. Penggunaan sepuluh diduga dipengaruhi oleh jumlah jari tangan kanan dan tangan kiri (atau jari kaki kanan dan kaki kiri), dan menandai banyaknya lambang dasar yang disebut angka (digit). Sistem numerasi desimal adalah sistem numerasi yang berbasis sepuluh, artinya bilangan 10 dipakai sebagai acuan pokok dalam melambangkan dan menyebutkan bilangan. Sistem ini berasal dari sistem hindu-arab, yaitu:

1.    Menggunakan sepuluh lambang yang disebut angka (digit), yaitu 0, 1,  2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9.

2.    Lambang bilangan dari 0 sampai 9 mempunyai lambang bilangan yang sama dengan lambang-lambang angka.

3.    Bilangan-bilangan yang lebih dari 9 dinyatakan sebagai suku-suku penjumlahan perpangkatan dari 10.

4.    Bersifat aditif

5.    Bersifat posisonal

 

Penulisan bilangan dalam bentuk posisional, misalnya 15, 435, 7984, dan 61293 disebut dalam bentuk baku (standar form) dan penulisan bilangan yang dinyatakan sebagai suku-suku penjumlahan perpangkatan dan 10 disebut dalam bentuk panjang (expended form).

Contoh

1.   

2.   

3.   

Ruas kiri adalah bentuk baku, dan ruas kanan adalah bentuk panjang. Jika kelipatan-kelipatan 10 pada ruas kanan ditulis dalam bentuk pangkat (eksponen), maka diperoleh bentuk panjang yang lebih sederhana.

Contoh

1.   

2.   

3.   

Secara umum, hubungan antara bentuk baku, bentuk panjang dan bentuk eksponen dapat ditunjukan sebagai berikut:

Dengan memperhatikan bentuk yang diatas, mudah dipahami bahwa bentuk baku mengembangkan satu arah penulisan, yaitu ke kiri, dilihat mulai dari  dalam sembarang .

Dari himpunan semua bilangan rasional, ada himpunan bagian dari bilangan rasional yang memerlukan perhatian khusus, yaitu pecahan-pecahan yang penyebutnya 10, 100, 1000 dan seterusnya.

Definisi 1:

Untuk  dan sembarang  adalah himpunan bilangan bulat

dan  , b  disebut basis.

 

Dari definisi 1 dapat diketahui bahwa jika , maka:

Sehingga dapat diketahui bahwa:

Ada kelompok bilangan rasional yang menjadi perhatian khusus, yaitu pecahan-pecaha yang penyebutnya perpangkatan dari 10, yaitu mempunyai penyebut . Perluasan nilai tempat ini, berupa pengembangan bentuk baku, penulisan menjadi dua arah, yaitu ke kanan dan ke kiri, dilihat mulai dari angka satuan.

Jika dilihat dari tempat satuan, maka arah ke kiri menyatakan . Dengan memperluastempat dan arah disebelah kiri dan sebelah kana angka satuan, dimana arah ke kana menyatakan , maka pola pengembangan penulisan nilai tempat yang diperluas menjadi sebagai berikut:

103

103

103

103

103

103

103

Dalam penulisan, untuk menandai bagian yang mengarah ke kiri, digunakan lambang “ ” (koma). Lambang “0” (nol) ditulis sebelum “koma” jika bagian kekiri tidak ada.

Contoh:

1.    3215,314 = 3 x103 + 2 x 102 + 1 x 101 + 5 x 100 + 3 x 10-1 + 1    

                 x 10-2 + 4 x 10-3

2.    573,28     = 5 x 102 + 7 x 101 + 3 x 100 + 2 x 10-1 + 8 x 10-2

3.    0,257          = 2 x 10-1 + 5 x 10-2 + 7 x 10-3

Dalam sistem numerasi desimal yang diperluas, setiap bilangan rasional dapat dinyatakan dalam notasi desimal.Lambang bilangan rasional dalam notasi desimal disebut pecahan desimal. Wujud bilangan rasional dalam pecahan desimal dapat dibedakan menjadi :

a.    Desimal berakhir (terminating decimal), yaitu desimal-desimal yang mengandung sejumlah terhingga angka dan dapat dinyatakan dalam bentuk  , a  Z, m dan n adalah bilangan-bilangan cacah.

b.    Desimal berulang/periodik ( periodic/ repeating decimal), yaitu desimal-desimal yang mengandung serangkaian terhingga angka-angka yang berulang secara terhingga.

 

Sebelum dijelaskan lebih lanjut, terlebih dahulu anda harus memahami konsep pecahan desimal dengan memperhatikan keterkaitan antara bilangan cacah, pecahan biasa dan pecahan desimal pada garis bilangan.

 

 

 

 

                       

     0                                    1                                    2

 

                              0       = 1     = 2

 

                             0     0.25   0.50  0.75   1.00   1.25  1.50   1.75   2.00

Dengan memperhatikan ketiga garis bilangan diatas, terlihat keterkaitan antara bilangan cacah, pecahan biasa, dan pecahan desimal, yaitu :

 =  ( ditulis dalam desimal menjadi 0.25)

Jadi,  = 0.25 (cara penulisan lain dari adalah 0.25)

Pecahan desimal adalah pecahan yang mempunyai penyebut khusus yaitu sepuluh, seratus, seribu dan seterusnya. Untuk mempelajari  konsep pecahan desimal, dapat dimulai dengan konsep pecahan persepuluhan dan dilanjutkan dengan pecahan perseratusan. Untuk pecahan perseribuan caranya analog dengan yang lain. Pemahaman tentang konsep penulisan pecahan desimal sangat penting bagi peserta didik dalam mempelajari materi pecahan desimal ini. Untuk memberikan pemahaman tentang pecahan desimal dapat dilakukan dengan caramengenalkan konsep persepuluhan. Angka yang kita gunakan dalam penulisan terdiri dari 10 yaitu 0, 1, 2, …, 9. Karena satuannya kurang dari 1 maka satuannya adalah nol dan ditulis 0.Sedangkan angka yang berikutnya disepakati (di Indonesia) dipisahkan dengan tanda koma (,) yang menunjukkan persepuluhan.

 


dibaca nol koma satu

                                                               Satu angka dibelakang koma

                                             Satuan

Sehingga siswa bisa menyimpulkan bahwa bila persepuluh maka dibelakang koma hanya ada 1 angka. Sedangkan untuk mengenalkan konsep perseratusan dan perseribuan dimulai dengan mengenalkan  dan

 


          dibaca nol koma satu nol

                                                               Dua angka dibelakang koma

                                             Satuan

Dari kegiatan ini diharapkan siswa terampil menulis, membaca dan dapat menyimpulkan bahwa pecahan berpenyebut perseratusan maka dibelakang koma penulisannya ada 2 angka sedangkan pecahan berpenyebut perseribuan maka dibelakang koma penulisannya ada 3 angka.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Untuk memperkenalkan pecahan desimal kepada siswa SD dapat digunakan alat peraga.Salah satu alat peraga yang dapat dipergunakan adalah kartu nilai tempat. Perhatikan gambar-gambar berikut:   

 

 

 

 

 

 


  

 


                                    0.1             0.01          0.001

                      Persepuluhan                                                     Perseratusan                           

0.4                                                                   0.37

                                    0,520

 

 

 

 

 

 

Contoh

 

 

 

 

 


                   (gambar a)                                    (gambar b)

Dinyatakan sebagai 3,26                                 Dinyatakan sebagai 2,05

 

2.1.2. Membaca Pecahan Desimal

Pecahan desimal terdiri atas tiga bagian, yaitu :

1.    Bilangan disebelah kiri tanda koma menyatakan bilangan bulatnya,

2.    Bilangan disebelah kanan tanda koma menyatakan pecahannya, dan

3.    Tanda koma, sebagai pembatas antara bilangan bulatnya dan pecahan.

Contoh :

1. 2,45 dibaca: `“dua ratus empat puluh lima perseratus” atau “dua koma empat lima”

2. 0,25 dibaca: “dua puluh lima perseratus” atau “nol koma dua lima”

3. 25,432 dibaca: “dua puluh lima ribu empat ratus tiga puluh dua perseribu” atau “dua puluh lima koma empat tiga dua”

 

2.1.3 Pembulatan Pecahan Desimal

Jika pecahan desimal berulang atau tak berhingga atau karena alasan tertentu, maka pecahan desimal tersebut dapat di bulatkan kepecahan desimal terdekat dengan aturan sebagai berikut:

1. Jika angka terkiri dan angka-angka yang harus dibulatkan kurang dari 5, Maka angka terkanan yang mendahuluinya tidak berubah (disebut pembulatan kebawah).

2. Jika angka terkiri dan angka-angka yang harus dibulatkan lebih dari 5 atau 5 diikuti oleh angka bukan nol, maka angka terkanan yang mendahuluinya bertambah satu (disebut pembulatan keatas).

3. Jika angka terkiri dan yang harus dibulatkan adalah angka 5, maka angka terkanan yang mendahuluinya tetap jika ia genap dan bertambah satu jika ia ganjil.

Contoh :

a.    0,154 dibulatkan ke persepuluh terdekat menjadi 0,2

b.    0,025 dibulatkan keperseratus terdekat menjadi 0,02

c.    0,2534dibulatkan keperseratus terdekat menjadi 0,25

d.   1,0575dibulatkan ke perseribu terdekat menjadi 1,058

e.    2i 5927 dibulatkan keperseribu terdekat menjadi 2,159

f.     0,339 dibulatkan hingga 1 angka di belakang koma menjadi 0,3

g.    0,551 dibulatkan hingga 2 angka di belakang koma menjadi 0,55

h.    0,786537 dibulatkan hingga 3 angka di belakang koma menjadi 0,786

i.      1,2258475dibulatkan hingga 4 angka di belakang koma menjadi 1,2258

j.      5,3291756 dibulatkan hingga 5 angka di belakang koma menjadi 5,32918

Aturan 3 ini dibuat berdasarkan asumsi bahwa jarak 0,5 ke 0 dan jarak 0,5 ke 1 adalah sama. Dengan demikian, pembulatan keatas dan kebawah akan seimbang jika pembulatan dilakukan berulang banyak kali. Hasil penjumlahan dan pengurangan tidak akan terpengaruh banyak dan pembulatan – pembulatan tersebut karena saling meniadakan.

Contoh:

            4,5                                  5                                           4

            7,50                                8                                           8

            1,500                              2                                           2

            6,5                                  7                                           6

                        +                                  +                                              +

            20,00                              22                                         20

        (menjadi 20 jika       (tiap suku dibulat-             (tiap suku dibulat

         jurnlah dibulatkan    kan hingga satuan             kan hingga satuan

         hingga satuan,          tanpa menggunakan          dengan menggunakan

         Aturan 3)                  Aturan 3)                           aturan 3)

Dari Contoh ini memperlihatkan bahwa Aturan 3 memberikan hasil yang lebih baik, cocok dengan jumlah sebenarnya.

 

2.1.4.Mengubah Pecahan Biasa Ke Pecahan Desimal Dan Sebaliknya

Untuk mengubah pecahan biasa menjadi pecahan desimal, dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan mengubah penyebut pecahan menjadi perpangkatan dari 10 atau dengan pembagian bentuk panjang (pembagian biasa). Pecahan biasa yang penyebutnya dapat diubah menjadi perpangkatan dari 10, yaitu pecahan yang penyebutnya hanya

 

memiliki faktor prima adalah 2 dan atau 5. Pecahan desimal seperti ini dapat dinyatakan dalarn bentuk  , a Є Z, m, dan n adalah bilangan-bilangan cacah, dan akan diperoleh pecahan desimal berakhir. Sedangkan pecahan biasa yang tidak dapat diubah menjadi perpangkatan dan 10, yaitu pecahan yang memiliki faktor-faktor prima selain 2 atau 5, dan akan diperoleh pecaban desimal berulang.

Contoh

1. Ubahlah pecahan di bawah ini menjadi pecahan desirnal !

a.                       b.                  c.                   d.

Penyelesaian:

Cara I: (Mengubah penyebut menjadi perpangkatan dan 10)

a.     =  =  =   = 0,5

b.     =   =   =   = 0,05

c.     =   =   =   = 0,35

d.    =   =   =   = 0,875

            Cara II: (Dengan pembagian bentuk panjang)

_0,5__

 

            a.

1,0

10

  0

 

                        2)                     10/2 = 5 sisa 0

 

 

                        Jadi,  = 0,5

_0,05__

 

            b.            

1,00

_0_

100

100

    0

 

                      20)                     10/20 = 0 sisa 10

                                                100/20 = 5 sisa 0

      

 

    Jadi,  = 0,05

_0,35__

 

            c. . 

7,00

60_

100

100

    0

 

                      20)                     70/20 = 3 sisa 10

                                                100/20 = 5 sisa 0

 

 

            Jadi,  = 0,35

_0,875__

 

7,000

64_

 60

_56

40

__40

      0

 

d.

                     8 )                       70/8 = 8 sisa 6

                                                60/8 = 7 sisa 4

                                                40/8 = 5 sisa 0

 

 

           

Jadi,  = 0,35

           

2. Ubahlah pecahan di bawah ini menjadi pecahan desimal!

  a.                               b.                    c.                  d.

  Penyelesaian:

Pecahan tersebut di atas tidak dapat diselesaikan dengan cara mengubah penyebut menjadi perpangkatan dari 10 karena penyebutnya mempunyai faktor prima selain 2 dan 5, misalnya = . Pecahan seperti ini, harus dilakukan dengan cara pembagian bentuk panjang, seperti berikut:

_0,66666......

 

2,0000

18______

 20

 18______

20

__18____

       20

       18___

          20

           18_

             2

 

a.

3)                                             20/3 = 6 sisa 2

 

                                                     20/3 = 6 sisa 2

                

                                                     20/3 = 6 sisa 2                        

                                                    

                                                     20/3 = 6 sisa 2

 

                                                     20/3 = 6 sisa 2                                    

     dan seterusnya.

     Jadi,  =0,66666....

 

 

 

 

 

_0,44444......

 

4,0000

36______

 40

 36______

40

__36____

       40

       36___

          40

           36_

             4

 

b.

9)                                             40/9 = 4 sisa 4

 

                                                 40/9 = 4 sisa 4

 

                                                     40/9 = 4 sisa 4                        

                                                    

                                                     40/9 = 4 sisa 4

                                                     40/9 = 4 sisa 4                                    

                                                     dan seterusnya.

     Jadi,  =0,44444...

5,00000

44______

 60

 55______

50

__44____

       60

       55___

         50

        44_

           60

           55

             5

 

 

_0,45454545......

 

c.

    11)                                            40/11 = 4 sisa 6

 

                                                 60/11 = 5 sisa 5

 

                                                     50/11 = 4 sisa 6                                  

                                                     60/11 = 5 sisa 5

                                                     50/11 = 4 sisa 6                                  

                                                     60/11 = 5 sisa 5

                                      dan seterusnya.

     Jadi,  =0,45454545....

_0,4285714......

 

3,00000000

28________

 20

 14________

60

__56______

       40

       35_____

          50

           49___

            10

              7___

              30

              28__

                20

 

 

 

d.

   7)                                         

30/7 = 4 sisa 2

 

                                                 20/7 = 2 sisa 6

 

                                                     60/7 = 8 sisa 4            

                                                    

                                                     40/7 = 5 sisa 5

 

                                                     50/7 = 7 sisa 1

 

                                                     10/7 = 1 sisa 3

 

                                                     30/7 = 4 sisa 2                        

     dan seterusnya.

     Jadi,  =0,4285714....

 

 

 

     Pada Contoh 3.1.8 no. 1 merupakan pecahan desimal berakhir, sedangkan Contoh 3.1.8 no. 2 merupakan pecahan desimal tak berakhir dan memuat sejumlah angka yang berulang.

     Sebaliknya, untuk mengubah desimal menjadi pecahan biasa, dapat dilakukan degan mengubah pecahan ke bentuk pecahan persepuluhan, perseratusan atau perseribuan ( ) dan seterusnya kemudian ubahlah pecahan tersebut menjadi pecahan biasa yang paling sederhana.

Contoh 3.1.9:

     Ubahlah pecahan desimal dibawah ini ke bentuk pecahan biasa!

     1. 0,47             2. 0,025           3.1,181818...   4. 1.4142135623...

     Penyelesaian:

     1. Cara I:

     0,47 =  +  =  +  =

        Cara II:

2 angka di belakang koma, maka dibuat pecahan (perseratusan)

 

     0,47 =

 

 

     2. Cara I:

     0,025 =  +  =  +  =

 

 

        Cara II:

3 angka di belakang koma, maka dibuat pecahan (perseribuan)

 

     0,025 =  =

 

 

 

Jadi, 0,025 =

     3. 1,181818... =

     Dengan memperhatikan pola pecahan desimal ini, nampak bahwa pecahan tersebut merupakan pecahan desimal berulang, yaitu dua angka berulang (angka 1 dan 8). Untuk itu, diselesaikan seperti berikut:

     Misalkan  = 1,181818..., maka 100 = 118,181818...

     Kita kurang dari 100 dan kemudian diselesaikan untuk .

                 100 = 118,181818...

                  = 1,181818...

                   99 = 117

                  =  =

     Jadi, 1,181818... =

Pecahan seperti ini tidak merupakan pecahan desimal berulang, sehingga 1,4142135623... tidak dapat diubah ke bentuk pecahan biasa

 

4. 1,4142135623... = ...

    

 

 

2.1.5 Mengubah Bentuk Persen Menjadi Pecahan Desimal Dan

 Sebaliknya

 

 Untuk mengubah bentuk persen menjadi pecahan decimal,  dapat mengubah bentuk persen menjadi pecahan biasa, kemudian mengubahnya menjadi pecahan decimal.

Contoh:

Ubahlah persen berikut menjadi pecahan decimal !

1.    25%      2.  3%            3. 14%

Penyelesaian :

1.      25% =              perseratus, berarti dua angka dibelakang koma,

                             yaitu 0,25

Jadi, 25% = 0,25

2.      3% =                perseratus, berarti dua angka dibelakang koma,

                             yaitu 0,03

Jadi, 25% = 0,03

3.      14% = = 0,14 

Jadi, 14% = 0,14

Sekarang akan dipelajari cara mengubah bentuk pecahan decimal menjadi persen. Pecahan decimal dapat diubah menjadi bentuk persen dengan cara mengubah pecahan decimal menjadi pecahan biasa berpenyebut 100.

Contoh : Ubahlah pecahan decimal berikut ke bentuk persen !

1.      0,6     

2.      0,008

 

 

 

Penyelesaian :

1.     0,6 =  x  =  = 60%

2.     0,008 =  :  = 0,8%

 

2.1.6   Urutan Pecahan Desimal

 

Mengurutkan pecahan desimal berarti membandingkan pecahan – pecahan desimal tersebut. Ada dua cara mengurutkan pecahan desimal. Pertama, pecahan desimal diubah ke bentuk pecahan biasa diurutkan sebagaimana mengurutkan pecahan biasa.Kedua, mengurutkan pecahan desimal seperti mengurutkan bilangan bulat, yaitu diurutkan berdasarkan nilai tempatnya, mulai dari kiri dan membandingkan digit yang sesuai bergerak dari kiri ke kanan.

Contoh:

1.      Isilah titik – titik dibawah ini dengan  < , >, atau = dari pecahan – pecahan desimal berikut :

a.       0,378 .... 0,368

b.      0,052 .... 0,236

c.       0,85 .... 0,9

Penyelesaian:

Cara I:

a.       0,378 = dan  0,368 = . Karena  ,

maka 0,378 > 0,368.

b.      0,052 =  dan 0,236 =  . karena  ,

Maka 0,052 < 0,236

c.       0,85 =  dan 0,9 =0,90 = . Karena  , maka 0,85 < 0,9.

Cara II:

a.       0,378 .... 0,368

Bilangan

Nilai Tempat

dst

Satuan

Persepuluhan

Perseratusan

Perseribuan

dst

0,378

 

0

3

7

8

 

0,368

 

0

3

6

8

 

 

Dari tabel diatas nampak bahwa angka pada kolom – kolom satuan, persepuluhan, dan perseribuan pada pecahan desimal 0,378 dan 0,368 adalah sama. Angka pada kolom perseratusan pecahan desimal 0,378 lebih dari angka pada kolom perseratusan pecahan desimal 0,368, yaitu 7 > 6.Dalam hal ini sudah dapat dikatakan bahwa 0,378 lebih dari 0,368 tanpa membandingkan lagi angka – angka pada kolom perseribuan.Jadi 0,378 > 0,368.

 

b.      0,052 .... 0,236

 

Bilangan

Nilai Tempat

dst

Satuan

Persepuluhan

Perseratusan

Perseribuan

dst

0,052

 

0

0

5

2

 

0,236

 

0

2

3

6

 

 

Karena angka satuan pada pecahan desimal 0,052 dan 0,236 adalah sama, sedangkan angka persepuluhan dari 0,052 nilainya kurang dari angka persepuluhan dari 0,236, yaitu 0 < 2, maka 0,052 < 0,236.

 

c.       0,85 .... 0,9

Karena jumlah angka di belakang koma tidak sama, yaitu dua dan satu, maka harus disamakan dangan menambahkan angka 0 yang mempunyai digit terkecil (0,9),seperti dibawah ini:

Bilangan

Nilai Tempat

dst

Satuan

Persepuluhan

Perseratusan

dst

0,85

 

0

8

5

 

0,9 = 0,90

 

0

9

0

 

 

Karena angka satuan pada pecahan desimal 0,85 dan 0,9 adalah sama, sedangkan angka persepuluhan dari 0,85 nilainya kurang dari angka persepuluhan dari 0,9, yaitu 8 < 9, maka 0,85 < 0,9.

2.      Urutkanlah pecahan desimal di bawah ini dari yang terkecil ke yang terbesar dari 7,035; 8,12; 7,03; 7,1.

Penyelesaian:

Terlebih dahulu disamakan jumlah angka di belakang koma, seperti berikut: 7,035; 8,12 = 8,120; 7,03 = 7,030; 7,1 = 7,100

Bilangan

Nilai Tempat

Dst

Satuan

Persepuluhan

Perseratusan

Perseribuan

dst

7,035

 

7

0

3

5

 

8,120

 

8

1

2

0

 

7,030

 

7

0

3

0

 

7,100

 

7

1

0

0

 

 

Pada kolom satuan, yang terbesar adalah 8 dan yang lain sama, yaitu 7. Maka bilangan yang terbesar pertama adalah 8,12. Selanjutnya bandingkan bilangan persepuluhan pada baris satu, tiga dan empat.

 

        Pada kolom persepuluhan, yang terbesar adalah 1, yaitu baris empat.Dan yang terkecil adalah 0, yaitu baris satu dan baris tiga.Maka bilangan yang terbesar kedua adalah 7,100.Selanjutnya bandingkan bilangan perseratusan pada baris satu dan dua. Karena bilangannya sama 3, maka yang dibandingkan bilangan pada kolom perseribuan.

        Pada kolom perseribuan dari satu dan baris tiga, yang terbesar adalah 5 dan yang terkecil adalah 0.Maka bilangan yang terbesar ketiga adalah 7,035. Dengan sendirinya yang terkecil adalah 7,03. Jadi, urutan pecahan desimal diatas dari yang terkecil ke yang terbesar adalah 8,12; 7,1; 7,035; 7,03.

 

2.1.7        Operasi Pecahan Desimal

2.1.7.1 Penjumlahan Pecahan Desimal

Sebelum menjumlahkan pecahan desimal, perlu di ingat kembali nilai tempat suatu bilangan. Nilai tempat pada pecahan desimal dapat digambarkan sebagai berikut :

Text Box: persepuluhanText Box: Perseribuan Text Box: Perseratusan Text Box: Satuan Text Box: Puluhan Text Box: Ratusan Text Box: Koma desimal4          2          5          ,           4          2          5

 

 

 

 

Untuk menjumlahkan dua bilangan dengan benar kita harus menjumlahkan angka-angka yang nilai tempatnya sama:

* ratusan dijumlahkan dengan ratusan

* puluhan dijumlahkan dengan puluhan

* satuan dijumlahkan dengan satuan

* persepuluhan dengan persepuluhan

* perseratusan dengan perseratusan dan seterusnya.

 

Cara yang termudah untuk menjumlahkan dua pecahan desimal, adalah dengan cara penjumlahan bersusun, dengan meluruskan tanda koma (“,“). Penjumlahan pecahan desimal dapat diperagakan menggunakan gambar yang diarsir dengan mengacu pada pecahan biasa dan pecahan campuran berpenyebut persepuluhan.Peragaan tersebut merupakan jembatan untuk menghitung secara mekanik. Agar bilangan yang dijurnlahkan lurus, maka dapat memulai pembelajaran menggunakan kertas berpetak dan penjumlahan dilakukan dengan cara  susun kebawah.

1. Penjumlahan pecahan desimal yang bukan pecahan campuran

Contoh : Hitunglah 0,5 + 0,7 = ....

PenyeÍesaian:

Untuk membelajarkan pecahan desimal seperti ini, jika diperlukan dapat memulainya dengan mengubah penjumlahan pecahan desimal menjadi pecahan biasa, kemudian dicari hasilnya sesuai aturan penjumlahan pecahan berpenyebut sama. Hasil penjumlahan yang telah ditemukan dicocokan dengan hasil penjumlahan bilangan rnenggunakan aturan penjumlahan bilangan asli susun kebawah.

 

 

 

 

 

 

0

,

5

 

 

0

,

7

+

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Dalam melakukan penjumlahan seyogyanya guru melatih agar siswa mengetahui dan dapat mengucapkan kedudukan dan setiap bilangan sesuai nilai tempatnya.Contoh pengucapan untuk soal di atas sebagai benikut.

 

“ Nol koma lima ditambah nol koma tujuh. Lima dan tujuh nilai tempatnya persepuluhan”.Pengucapan untuk penjumlahan susun kebawah sebagai berikut.“Lima persepuluhan ditambah tujuh persepuluhan, hasilnya duabelas persepuhuan.Dua persepuluah ditulis di tempat persepuluhan, sedangkan sepuluh persepuluhan atau satu kemudian ditambah nol satuan hasilnya satu, dan ditulis di tempat satuan”. Koma untuk hasil, lurus dengan koma yang lain. Hasinya adalah satu koma dua.

                        menyimpan 1

Setiap kotak ditempati satu angka atau symbol agar angka-angka yang ada lurus sesuai dengan dengan tempatnya. Demikian untuk penempatan komanya.

 

 

 

1

 

 

 

 

0

,

5

 

 

0

,

7

+

 

1

,

2

 

 

 

 

 

 

 

Jadi, 0,5 + 0,7 = 1,2

2. Penjumlahan pecahan desimal yang campuran

Contoh :

Hitunglah 36,4 + 9,2 =

Pënyelesaian:

 

 

 

            menyimpan 1  

 

1

 

 

 

 

3

6

,

4

 

 

9

,

2

+

4

5

,

6

 

 

 

 

 

 

 

                                                            Tanda ‘koma” harus lurus

                        36,4

                        9,2       +

                          45,6  

                                                            Persepuluhan

                                                            Satuan

                                                            puluhan

            jadi, 36,4 + 9,2 = 45,6

 

Contoh:

Hitunglah 13,5 + 8,35 =….

Penyelesaian :

Dalam fikiran diberi tambahan nol, agar memudahkan siswa dalam menambahkan

 

                                    1 dikelompokkan dengan satuan

 

1

 

 

 

 

 

 

1

3

,

5

0

 

 

8

,

3

5

+

 

2

1

,

8

5

 

Jadi, 13,5 + 8,35 = 21,85

 

 

Contoh :

Hitunglah 2,3+ 15,04 + 421,017  =....

Penyelesaian :

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

2

,

3

 

 

 

 

1

5

,

0

4

 

 

  4

2

1

,

0

1

7

+

4

3

8

,

3

5

7

 

Caranya ;

·   Ratusan lurus ratusan (4)

·   Puluhan lurus puluhan (1 lurus 2)

·   Satuan lurus satuan (2 lurus 5lurus 1)

·   Persepuluhan lurus persepuluhan (3 lurus 0 lurus 0)

·   Perseratusan lurus perseratusan (4 lurus 1)

·   Perseribuan lurus perseribuan (7)

·   Koma lurus koma dan lakukan penjumlahan

 

Jadi, 2,3 + 15,04 + 421,017 =438,357

 

 

 

 

 

 

2.1.7.2 Pengurangan Pecahan Desimal

        Cara menyelesaikan operasi pengurangan pada pecahan desimal, prinsipnya sama dengan operasi penjumlahan, yaitu dengan mengubah menjadi pecahan biasa atau dengan pengurangan bersusun. Dengan pengurangan bersusun dilakukan seperti berikut:

 

1. Pengurangan pecahan desimal yang bukan pecahan campuran

Contoh:       Hitunglah 0,9 – 0,5=....

 

            Penyelesaian:

 

 

0

,

9

 

 

0

,

5

-

 

0

,

4

 

 

 

 

Satuan lurus dengan satuan dan persepuluhan lurus dengan persepuluhan. Demikian pula dengan koma.

                                                                         tanda “koma” harus lurus

0,9

 

 

                                __0,5 -__

                                    0,4

                                                                           persepuluhan
                                                                            satuan

        Jadi, 0,9-0,5=0,4

2. Pengurangan pecahan desimal yang campuran

        Contoh 4.2.2: Hitunglah 7,9 – 2,5 =....

        Penyelesaian:

 

 

 

 

 

 

7

,

9

 

 

2

,

5

-

5

,

4

 

 

 

Satuan lurus dengan satuan (7 lurus dengan 2) Persepuluhan lurus dengan persepuluhan (9 lurus dengan 5) koma lurus dengan koma.

            7,9

      ___2,5 -__

            0,4

                                                   persepuluhan
                                                     satuan

            Jadi, 7,9 – 2,5 = 5,4

            Contoh: Hitunglah 9,6 – 5,23 =....

            Penyelesaian:

 

 

5

10

 

9

,

6

0

 

5

,

2

3

-

4

,

3

7

 

 

 

 

 

 

Caranya;

§  Tambahkan 0 di belakang 6 (0 perseratusan)

§  Ambil 1 persepuluhan(=10 perseratusan) pada 6 persepuluhan (karena 0<3) sehingga sisa 5 persepuluhan dan tambahkan pada 0 perseratusan menjadi 10 perseratusan

§  10 – 3 = 7

§  5 – 2 = 3

§  9 – 5 = 4

           

 

 

            Jadi, 9,6 – 5,23 = 4,37

 

2.1.7.3 Perkalian Pecahan Desimal

        Ada dua cara untuk mengalikan pecahan desimal, cara yang pertama adalah dengan terlebih dahulu mengubah bentuk pecahan desimal menjadi pecahan biasa kemudian diperkalikan pecahan biasa seperti yang Anda pelajari sebelumnya.

       

Contoh:  Hitunglah 2,5 x 0,3 =

         Penyelesaian

        2,5 x 0,3 =   = 0,75

        Cara kedua ialah dengan melalui perkalian bertingkat seperti perkalian pada bilangan bulat.

        Contoh: Hitunglah 3,7 x 0,4 =....

        Penyelesaian:

        1                                             disimpan

Caranya:

§  7 x 4 = 28 (tulis 8 simpan 2)

§  3 x 4 = 12 (tulis 14 = 12 + 2 di sebelah kiri 8)

§  0 x 7 = 0 (tulis 0 di bawah 4)

§  0 x 3 = 0 (tulis 0 di sebelah kiri 0 di bawah 1)

 

            3,7

         _0,4_ x

          148

Cara menempatkan tanda desimal adalah dengan menjumlahkan banyaknya angka di belakang koma dan jumlahnya menunjukan posisi tanda desimal atau banyaknya angka di belakang koma pada hasil akhir

        _00__

         1,48

 

 

 

 

 


                Jadi, 3,               x        0,              =    1,    

1 tempat desimal

 

1 tempat desimal

 

2 tempat desimal

 

 


                                                                                          

         Contoh: Hitunglah 0,03 x 1,5 =....

Caranya:

3 x 5 = 15 (tulis 5 simpan 1)

0 x 5 = 0 (tulis 1 = 0 + 1 di sebelah kiri 5)

0 x 5 = 0 (tulis 0 di sebelah kiri 1)

3 x 1 = 3 (tulis 3 di bawah 1)

0 x 1 = 0 (tulis 0 di sebelah kiri 3)

0 x 1 = 0 (tulis 0 di sebelah 0)

        Penyelesaian:

             1                     disimpan

      0,03

      __1,5__x

     015

       003___

       0,045

 

 

 

 

 

 

 

 


3= 2+1 tempat desimal

 

1 tempat desimal

 

2 tempat desimal

 

Jadi, 0,             x         1,               =  0,

 

 

 

2.1.7.4 Pembagian Pecahan Desimal

Dalam menyelesaikan pembagian pada pecahan desimal, juga ada dua cara. Cara pertama adalah dengan mengubah bentuk pecahan desimal menjadi pecahan biasa terlebih dahulu.

Contoh: Hitunglah !

                    a. 2,5 : 0,004 =  :

                                      =

                                      =

                                     = 625

Atau

                    2,5 : 0,004   =  :

                                      =

                                      =

                                        =

                                      = 625

        Jadi, 2,5 : 0,004 = 625

 

        b. 2,4 dijadikan pecahan biasa, yaitu 2,4 =

        0,008 dijadikan pecahan biasa, yaitu 0,008 =

        Maka: 2,4 : 0,008 =

                                          =

                                     =

                                     = 300

Atau,                              2,4 : 0,008 =

                                          =

                                          =

                                        =

                                       = 300

        Jadi, 2,4 : 0,008 = 300

Cara kedua, dengan melalui pembagian bersusun (pembagian bentuk panjang).

Caranya adalah sebagai berikut:

        Contoh 4.4.2: Hitunglah

                    a. 14,4 : 0,12 =....                                b. 0,125 : 0,25 =....

Penyelesaian:

a. 14,4                                 satu desimal

    0,12                                 dua desimal

Ambil desimal yang terbesar, yaitu dua desimal sehingga bilangan di atas dikalikan dengan 100 seperti berikut

14,4 x 100 = 1440

0,12 x 100 = 12

120

 

1440

12__

  24

  24_

     0

     0_

     0

 

            12)

 

 

 

 

 

Jadi, 14,4 : 0,12 = 120

b. 0,125                                tiga desimal

0,25                                    dua desimal

Ambil desimal yang terbesar, yaitu tiga desimal sehingga bilangan di atas dikalikan dengan 1000 seperti berikut

0,125 x 1000 = 125

0,5

 

0,25 x 1000 = 250

125,0

125,0

       0

 

      250)                          

 

 

Jadi, 0,125 : 0,25 = 0,5

2.2   PERSEN

2.2.1   Pengertian, Lambang, Dan Istilah Pecahan Persen

Persen mengandung arti perseratus, dilambangkan “%”. Persen adalah nama lain dari suatu pecahan dengan penyebut 100.

Contoh:

25 persen ditulis 25% atau dapat pula dinyatakan . Untuk setiap pecahan   dengan b≠0 dapat dinyatakan dalam bentuk persen menjadi  =  x 100%. Secara umum n % menyatakan rasio

Untuk mengajarkan persen, guru dapat mengingatkan siswa tentang pecahan dengan memberikan berbagai contoh pecahan seperti:

, , , ,

Jelaskan bahwa pada bagian ini, akan dibahas pecahan yang penyebutnya 100. Pecahan tersebut di namakan persen dan untuk menyatakannya di gunakan symbol %. Jadi,  dinamakan 10 persen ditulis 10%. Dinamakan 70 persen ditulis 70%.

Untuk mengilustrasikan konsep persen di atas , siswa disuruh membuat persegi seperti di bawah ini.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Gambar 100 persegi kecil dan 10 persegi diantaranya diarsir .

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Gambar 100 persegi kecil dan 70 persegi diantaranya diarsir

 

Jelaskankepada siswa bahwa pada Gambar 1 ada persegi kecil dan 10 persegi di antaranyadiarsir.Dengan demikan daerah yang diarsir menyatakan pecahan atau 10%. Dengan cara yang sama , daerah yang diarsir pada Gambar 2 menyatakan pecahan atau 70%

Sebagai latihan,  mintalah siswa untuk membuat 100 persegi kecil seperti di atas, dan mengarsir daerah yang menyatakan pecahan

 

1.          atau 12%

2.         15%

3.         12

Sering kali dalam pengerjaan soal, siswa melupakan symbol % atau menganggap sama antara 10 dengan 10%.untuk itu untuk menguji apakah siswa sudah menguasai konsep persen dapat ditanyakan apakah perbedaan antara 10 dengan 10%, antara 0,2 dengan 0,2%.

Karena persen merupakan cara lain untuk menyatakan pecahan dan desimal maka sangat penting untuk mengetahui cara mengubah

 

persen menjadi pecahan dan sebaliknyadan cara mengubah persen menjadi desimal dan sebaliknya.

Pada makalah ini tidak akan di bahas cara mengubah persen menjadi desimal dan sebaliknya, karena materi inisudah di bahas pada makala sebelumnya .sekarang akan di pelajari cara mengubah persen menjadi pecahan dan sebaliknya serta persen menjadi desimal dan sebaliknya.

 

2.2.2   Mengubah Persen Menjadi Pecahan Biasa

Untuk mengubah persen menjadi pecahan digunakan pengertian persen yaitu per seratus.

Contoh 1.

 

a.          63% artinya 63 per seratus, jadi,63% =

b.         % =  =

c.          33% = % =  =

 

 

2.2.3   Mengubah Persen Menjadi Desimal

Untuk mengubah persen menjadi desimal digunakan cara yaitu mengubah persen menjadi pecahan, seperti langkah 1 di atas, selanjutnya ubalah pechan yang diperolah menjadi desimal.

 

Contoh.

a.          63% =  = 0,63

b.         813% =  = 8,13

c.          0,01% =  =  x  =  0,0001

 

 

2.2.4   Mengubah Pecahan Biasa Menjadi Persen

Untuk mengubah pecahan menjadi persen,dilakukan dengan dua cara yaitu dengan:

1.         Mengubah penyebut pecahan tersebut menjadi 100.

2.         Membagi pecahan tersebut dan selanjutnya hasil baginya dikali dengan 100 persen.

Contoh

a.      = …%

Jawab:

Cara pertama:  (dibaca empat puluh persen).

Jadi,  ditulis dalam bentuk persen adalah 40%

Cara kedua:

   0,4

       52     20

                                        20

                             0

b.              …%

Jawab: cara pertama:  =  = 55%

Jadi,  ditulis dalam bentuk persen adalah 55%

Cara dua:

0,55

                             9      5

                                     50

                                     45

                             50

                              45

                                5

Jadi,  (lima dibagi Sembilan adalah 0,55). 0,55 x 100% = 55 %

c.          2 …%

jawab: cara pertama : 2 =  = 214%

jadi, 2  ditulis dalam bentuk persen adalah 214 %

cara dua:

21,4

                             7       15

                                      14

                                        10

                              7

                               30

                                28

                                 2

Jadi, 2 =  (lima belas dibagi tujuh adalah 2,14 ). 2,14 x 100% = 214 %

2.2.5 Mengubah Desimal Menjadi Persen

Untuk mengubah desimal menjadi persen, pertama-tama ubalah desimal tersebut menjadi pecahan. Selanjutnya gunakan cara yang sama dengan cara mengubah pecahan menjadi persen.

Contoh 4.

a.          0.83=…….%

Jawab :

Cara pertama : ubah desimal menjadi pecahan , 0,83=

 

cara kedua: dikalikan dengan 100%

0,83 x 100%= 83%

Jadi, 0,83 ditulis dalam bentuk persen adalah 83%.

b.         5,1=…….%

Jawab :

cara pertama: 5,1 =  =  =  = 510%

Jadi, 5,1 ditulis dalam bentuk persen adalah 510%.

Cara kedua : dikalikan dengan 100%

5,1 x 100%

c.          0,01=……%

Jawab :

Cara pertama : 0.01= = 1%

Jadi, 0,01 ditulis dalam bentuk persen adalah 1%

Cara kedua : dikalikan dengan 100%

0,01x100% = 1%

        Untuk menetapkan cara mengubah persen menjadi pecahan maupun desimal dan sebaliknya , perhatikan contoh di bawah ini

Contoh 5.

a.          250%=  =  = 2,5

b.         32%=

c.           =  =  = 6  %

d.         0,2 =  =  = 20%

 

2.2.6 Operasi Persen

2.2.6.1 Penjumlahan Persen

A.  Penjumlahan Persen Dengan Persen

Penjumlahan persen sama dengan penjumlahan pecahan biasa yang berpenyebut sama. Operasi penjumlahannya hanya menjumlahakan pembilangnya saja.

Contoh 1:

Sifat komulatif pada penjumlahan persen sama sifat komulatif pada penjumlahan pecahan yaitu:

B.  Penjumlahan persen dengan pecahan biasa

Menjumlahkan persen dengan pecahan biasa sama dengan menjumlahkan pecahan yang tidak sama penyebutnya, operasi penjimlahannya terlebih dahulu harus menyamakam penyebutnya, karena pecahan tidak bisa dijumlahkan apabila penyebutnya tidak sama.

Contoh 2:

a.    20% +  = ...

Jawab:       -     Ubah persen menjadi bentuk pecahan

-          Ubah pecahan biasa menjadi persen

-          Selanjutnya gunakan cara yang sama dengan cara penjumlahan persen pada bagian A.

20%  +

=  80%

 

b.   

Jawab :

-          Ubah persen menjadi bentuk pecahan.

-          Ubah pecahan campuran menjadi pecahan biasa keudian samakan peyebutnya.

-          Selanjutnya gunakan cara yang sama dengan cara penjumlahan persen pada bagian a.

-          Hasil dari penjumlahan tersebut kemudian disederhanakan.

 

c.   

Jawab:

                

                

                

        Dengan menggunakan pengertian tentang persen beserta penjumlahan persen, kita dapat mengerjakan soal cerita sederhana yang berhubungan dengan penjumlahan persen.

Contoh 3:

Ima mempunyai pita rambut.Pita itu dipotong menjadi dua.Panjangnya . Berapa meter panjang pita Ima sebelum dipotong?

Jawab:

Panjang pita Ima sebelum dipotong adalah:

 

2.2.6.2 Pengurangan Persen

        Operasi hitung pengurangan dalam pecahan persen mempunyai aturan serupa dengan penjumlahan dalam pecahan.

A.  Pengurangan Persen Dengan Persen

Pengurangan persen sama dengan pengurangan pecahan biasa berpenyebut sama. Operasi pengurangannya hanya mengurangkan pembilangnya saja.

Contoh 1:

 

B.  Pengurangan Persen Dengan Pecahan Biasa

Mengurangkan persen dengan pecahan biasa sama dengan mengurangkan pecahan yang tidak sama penyebutnya, operasi pengurangannya terlebih dahulu harus menyamakan penyebutnya, karena pecahan tidak bisa dikurangkan apabila penyebutnya tidak sama.

Contoh 2:

a.      

:

-          Ubah persen menjadi bentuk pecahan.

-          Ubah pecahan campuran menjadi pecahan biasa kemudian samakan penyebutnya.

-          Kurangkan pecahan tersebut seperti pengurangan pecahan biasa.

-          Hasil dari pengurangan pecahan kemudian disederhanakan.

 

b.     

 

Contoh 3:

Dina mempunyai  meter pita. Sepanjang  meter pitanya diberikan kepada Ika. Berapa meter panjang pita Dina sekarang?

Jawab:

Pita Dina  meter. Diberikan Ika sepanjang  berarti berkurang

Pita Dina sekarang adalah =  .

 

2.2.6.3 Perkalian Persen

A.  Perkalian Persen dengan Bilangan Asli

Berikut contoh tentang perkalian antara persen dengan bilangan asli:

Contoh 1:

a.   

Pengerjaan dapat dilakukan sebagai berikut:

Jadi,

b.   

c.   

d.        

e.   

f.    

g.   

 

Contoh 2:

Hitunglah sampai 1 tempat desimal

a.    Carilah 24% dari 140!

b.    85 adalah 17% dari berapa?

Penyelesaian:

a.   

b.   

n = 85 :

jadi, 17% dari 500 adalah 85.

 

B.  Perkalian Persen dengan Pecahan Biasa

Berikut contoh tentang perkalian persen degan pecahan biasa.

Contoh 3:

Langkah 1: samakan terlebih dahulu persen menjadi pecahan biasa, yaitu:

Langkah 2: kalikan pecahan yang sudah sejenis

Jadi,

Contoh 4:

Berapa persen dari adalah ? (hitung sampai tepat 1 desimal)

Jadi, 33% dari adalah

C.  Menyelesaikan Soal Cerita yang Berhubungan dengan Persen

Dengan menggunakan pengertian pada persen dan operasinya, sehingga dapat membantu dalam mengerjakan soal cerita sederhana yang berhubungan dengan persen.

 

Contoh 5:

Susan menjawab benar 48 dari 60 soal ulangan yang diberikan.Berapa persen jawaban Susan yang benar?

Penyelesaian:

Cara 1:

Langkah 1: Jadikan kalimat tersebut menjadi kalimat matematika.

 Susan berhasil menjawab soal dengan benar 48 bagian dari 60 soal jadi kalimat matematikanya:  bagian.

Langkah 2: Ubah pecahan tersebut menjadi persen, dengan cara mnjadikan penyebutnya 100

Jadi, susan berhasil menjawab 80% soal dengan benar.

Cara 2:

48 : 60 selanjutnya dikali 100%

                        0,8

             60         48

 0

                         480

                         480

                            0

Jadi,  (empat puluh delapan dibagi enam puluh adalah 0,8).

Contoh 6:

Sembilan puluh persen siswa dari suatu sekolah yaitu sebanyak 162 siswa mengikuti darmawisata.Carilah banyaknya siswa sekolah tersebut.

Penyelesaian:

Misalnya banyaknya siswa sekolah tersebut = n

Maka diperoleh persamaan

Jadi, banyaknya siswa sekolah tersebut adalah 180 orang.

Contoh 7:

Suatu mobil dijual dengan harga Rp 83.000.000,- dengan uang muka yang harus dibayar sebesar 20% dari harga jual tersebut. Hitunglah besarnya uang muka tersebut.

Penyelesaian:

Harga mobil            : Rp 83.000.000,-

Uang muka : 20% dari harga mobil

Uang muka yang harus dibayar adalah

Jadi, uang muka yang harus dibayarkan adalah Rp 16.600.000,-.

Contoh 8:

Budi membeli sebuah kemeja dengan harga Rp 52.500,- dan mendapat potongan harga 10%. Berapa harga kemeja yang harus dibayar Budi?

Penyelesaian:

Besarnya potongan harga adalah 10%

Harga kemeja adalah Rp 52.500,-

Besarnya potongan harga adalah: .

Jadi, harga kemeja yang harus dibayar Budi adalah:

Rp 52.500,-Rp 5.250,- = Rp 47.250,-

Contoh 9:

Suatu pesawat televisi dijual dengan potongan harga 28% dari harga jual semula. Setelah dipotong harganya, pesawat televisi tersebut dijual dengan harga Rp 378.000,-? Berapa harga jual pesawat televisi semula?

Penyelesaian:

Misalnya harga pesawat televisi semula Rp n,-. Potongan harga untuk televisi adalah . Perhatikan bahwa harga pesawat televisi semula – potongan harga = harga jual televisi, diperoleh persamaan:

Jadi, harga pesawat televisi semula Rp 525.000,-.

Contoh 10:

Budi membeli sebuah sepeda. Kemudian ia menjualnya dengan laba 20% dari harga beli. Jika ia memperoleh Rp 144.000,-. Berapakah harga beli sepeda tersebut?

Penyelesaian:

Ingat kembali rumus yang berhubungan dengan harga beli, harga jual, dan laba yaitu:

Sekarang, misalnya harga beli sepeda adalah Rp n,-, maka:

Jadi, harga beli sepeda tersebut adalah Rp 120.000,-.

Contoh 11:

Budi membeli radio dengan harga Rp 90.000,-. Setahun kemudian radio itu dijual dengan memperoleh untung 10% dari harga beli. Tentukan harga jual!

Penyelesaian:

Besarnya untung adalah ,- = Rp 9.000,-

Jadi, harga jual adalah Rp 90.000,- + Rp 9.000,- = Rp 99.000,-

Contoh 12:

Susan menabung sebesar Rp 20.000,- dengan besarnya bunga 5,25% setahun. Tentukan besarnya bunga dan besarnya tabungan setelah:

1.         1 tahun

2.         90 hari (1 tahun = 360 hari)

Penyelesaian:

1.         Besarnya bunga setahun adalah 5,25%

Tabungan Susan adalah Rp 20.000,-

Besarnya bunga tabungan Susan setelah 1 tahun = 5,25%Rp 20.000,- = Rp 1.050,-

Besarnya tabungan Susan setelah 1 tahun adalah:

Tabungan Susan + Bunga = Rp 20.000,- + Rp 1.050,- = Rp 21.050,-

2.          Besarnya bunga setahun adalah 5,25%

1 tahun = 360 hari

Besarnya bunga untuk 90 hari =

Tabungan Susan adalah Rp 20.000,-

Besarnya bunga tabungan Susan setelah 90 hari = 1,3125%Rp 20.000,- = Rp 262,5,-

Besarnya tabungan Susan setelah 90 hari adalah:

Tabungan Susan + Bunga = Rp 20.000,- + Rp 262,5,- = Rp 20.262,50,-

 

 

 

 

Contoh 13:

Budi menabungkan uangnya selama 8 bulan dengan suku bunga 15% setahun. Bila besarnya tabungan Rp 10.000,- tentukan besar bunga yang diperoleh!

Penyelesaian:

Besarnya bunga setahun adalah 15%

1 tahun = 12 bulan

Tabugan Budi adalah Rp 50.000,-

Besarnya bunga tabungan Budi setelah 8 bulan = 10%Rp 10.000,- = Rp 1.000,-

Jadi, besarnya bunga yang diperoleh selama 8 bulan adalah Rp 1.000,-

 

Contoh 14:

Seorang menabung dengan besar bunga 5% setahun dan pada akhir tahun memperoleh bunga sebesar Rp 60.000,-. Hitunglah besarnya tabungan orang tersebut!

 

Penyelesaian:

Misalkan besarnya tabungan Rp n,-. Maka, diperoleh persamaan ,-

Jadi, besarnya tabungan adalah Rp 1.200.000,-

 

Contoh 15:

Budi memiliki uang sebesar Rp 1.000.000,-. Sebagian dari uangnya ditabungkan di Bank A dengan bunga 5% setahun, dan sisanya ditabungkan di Bank B dengan bunga 9% setahun. Total bunga yang diperoleh dari kedua bank tersebut adalah Rp 66.000,-. Tentukan besarnya masing-masing uang yang ditabung di Bank A dan Bank B.

 

Penyelesaian:

Uang Budi  : Rp 1.000.000,-

Bunga Bank A        : Rp 5% setahun

Bunga Bank B        : Rp 9% setahun

Bunga total uang Budi di Bank A dan Bank B = Rp 66.000,-

Misalkan:

Uang yang ditabung di Bank A                 = Rp n,-

Banyaknya uang yang ditabung di Bank B           = Rp 1.000.000 – n.

Maka:

Bunga yang diperoleh dari Bank A            = 5%

Bunga yang diperoleh dari Bank B       = 9%(1.000.000 - n)

Bunga total uang Budi = bunga uang di Bank A + bunga uang di bank A

Jadi, besarnya uang yang ditabung di Bank A adalah Rp 600.000,-

Besarnya unag ynang ditabung di Bank B = (Rp 1.000.000 - Rp 600.000) = Rp 400.000,-.

2.2.6.4 Pembagian Persen

A.  Pembagian Bilangan Asli dengan Pecahan Persen

Cara pembagian bilangan pecahan persen adalah dengan mengalikan bilangan yang dibagi dengan kebalikan dari bilangan pembagi.

Contoh 1:

a.    6 : 30% = ...

Penyelesaian:

6 : 30% =

b.    7 : 50% = ...

Penyelesaian:

7 : 50% =

c.    40% : 2 = ...

Penyelesaian:

40% : 2 =

d.      60% : 5 = ...

Penyelesaian:

60% : 5 =

 

B.  Pembagian Pecahan Biasa dengan Pecahan Persen

Cara pembagian pecahan biasa dengan pecahan persen adalah:

·         Mengubah pecahan persen menjadi bentuk pecahan biasa.

·         Mengubah operasi pembagian menjadi operasi perkalian dengan mengalikan bilangan-bilangan yang dibagi dengan kebalikan dari bilangan pembagi.

Contoh 2:

a.        : 3% = ...

Langkah 1: samakan terlebih dahulu persen menjadi pecahan biasa, yaitu: 3% =

Langkah 2: bagi pecahan yang sudah sejenis

Jadi,

b.     

Langkah 1: samakan terlebih dahulu persen menjadi pecahan biasa, yaitu 4%=

Langkah 2: bagi pecahan yang sudah sejenis

Jadi,

 

 

 

 

2.3  MASALAH PEMBELAJARAN PECAHAN DESIMAL DI SD

Banyak siswa SD mengalami kesulitan untuk memahami dan membedakan makna  dan pecahan desimal. Beberapa masalah yang mungkin dialami para guru di lapangan dan cara menyelesaikan adalah sebagai berikut:

1.    Siswa kurang memahami makna antara lain 2,25 dan 2 sebagai pernyataan yang sama suatu bilangan. Mereka cenderung menyatakan desimal sebagai bilangan dan pecahan sebagai daerah yang terbagi. Sesungguhnya pecahan desimal adalah dua sistem notasi yang dikembangkan berbeda untuk menyatakan secara praktis, orang lebih mudah mengingat  daripada 0,25 untuk menyatakan bagian. Di lain pihak, orang lebih mudah mengingat 0,21 atau 0,23 untuk menyatakan bilangan yang dekat dengan  dan lebih mudah dalam hitung- menghitung dikertas, dengan kalkulator dan komputer, serta dengan alat pengukuran yang lain. Untuk membantu siswa memahami dan menguasai hubungan antara pecahan dan desimal, gunakan berbagai model atau bahan manipulatif yang sesuai, misalnya piringan berskala atau potongan karton. Alat – alat ini dapat dipakai untuk menjelaskan hubungan persepuluhan dan perseratusan dengan pecahan, serta mentranslasikan bentuk – bentuk pecahan dengan bentuk – bentuk desimal.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

                        3 bagian dari 10 bagian yang sama  atau 0,3.

 

 

2.4  MASALAH PEMBELAJARAN PERSEN DI SD

Pada perluasan nilai tempat telah diuraikan banyak hal tentang lambang desimal dan pecahan. Para siswa perlu dibantu dngan sungguh-sungguh sehingga mereka memahami bahwa lambang desimal dan pecahan adalah dua sistem lambang yang berbeda untuk menyatakan lambang yang sama yaitu bagian dari keseluruhan, dan keduanya merupakan wujud bilangan rasional.

Istilah persen adalah nama lain dari perseratusan, sehingga kata persen dapat digunakan untuk mengganti kata perseratus. Pecahan  dapat dinyatakan sebagai  , dan dalam bentuk desimal ditulis 0,25 , dan keduanya dibaca sama, yaitu dua puluh lima perseratus atau 25 persen, ditulis 25 %. Persen bukan merupka konsep baru, artinya persen hanyalah merupakan istilah dan notasi baru.

Bahan manipulative yang dapat dipakai untuk menjelaskan keterkaitan antara pecahan, desimal, dan persen antara lain adalah potongan kertas atau karton, potongan melingkar berskala, dan karton berpetak seratus.

 

 

 

 

 

    dari satuan daerah

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

25 % dari satu daerah

Beberapa masalah atau kesulitan yang mungkin dihadapi atau dialami oleh para siswa dan saha guru untuk membantu menyelesaikan masalah mereka adalah sebagai berikut.

1.    Kesulitan meningkatkan pecahan dan persen, misalnya mengisi jawaban:

 

Usaha guru untuk membantu siswa adalah memberikan bimbingan kepada mereka untuk memahami kesamaan makna persen dan perseratus, artinya mencari nama lain suatu pecahan tetapi penyebutnya adalah 100, sehingga translasi kesejajaran dapat dibuat, yaitu:

 jika b x k = 100

 

Contoh 8

a.      

Karena 5 x 20 = 100, maka

b.     

Karena 4 x 25 = 100, maka

 

2.    Menyatakan suatu bilangan sebagai persen dari bilangan yang lain, yaitu:

A adalah beberapa persen dari b?

Untuk membantu mereka menyelesaikan masalah ini, guru perlu memberikan tekanan translasi kesejajaran bahwa:

Contoh 9

a.     15 adalah berapa persen dari 25?

Jawab.

15 = ...% x 25  

Karena 25 x 4 = 100, maka

Jadi 15 adalah 60 % dari 25.

b.    18 adalah 40 % dari berapa?

Jawab

18 adalah 40 % x ...  18 =  x ...  18 =  x 40   =

Karena  40 x   maka  =

Jadi 18 =

18 adalah 40 % dari 45

c.     Carilah 20% dari 25

Jawab

20% dari 25 adalah:

 

Jadi, 20% dari 25 adalah 5.

 

3.    Kesulitan menyatakan suatu bilangan pecahan dalam persen karena penyebut pecahan bukan merupakan faktor dari 100.

Untuk membantu mereka menyelesaikan masalah ini, guru perlu membimbing mereka untuk menggunakan pembagian biasa (pembagian cara pistol), kemudian disederhanakan sehingga diperoleh penyebut 100.

 

4.    Kesulitan mengaitkan dengan keadaan yang realistik, yaitu pemasalahan yang terkait dengan keadaan sehari-hari pada siswa.

Untuk membantu mereka mnyelesaikan masalah ini, guru perlu membimbing mereka menggunakan bahan manipulatif, peraga, diagram, atau gambar dalam proses memahami pokok permasalahan.

 

 

Contoh 11

a.    Suatu toko memberikan potongan harga sebesar 25%.

Jika harga satu baju adalah 60.000 rupiah maka seseorang harus membayar berapa untuk membeli satu baju itu?

Jawab

 

 

 

 

 

                                                                            

                                    75%                              25%

60.000 rupiah dinyatakan sebagai empat bagian yang sama, masing-masing bagian senilai 15.000 rupiah potongan pembayaran: 3 bagian, yaitu 3 x 15.000 rupiah; atau pembayaran dapat diperoleh dari:

75% dari 60.000 rupiah  75% x 60.000 rupiah

75% x 60.000 rupiah =  x 60.000 rupiah

=

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

 

3.1  KESIMPULAN

1.    Kata desimal berasal dari bahasa latin, “decem” yang artinya sepuluh. Penggunaan sepuluh diduga dipengaruhi oleh jumlah jari tangan kanan dan angan kiri (atau jari kaki kanan dan kaki kiri), dan menandai banyaknya lambang dasar yang disebut angka (digit),

2.    Pecahan desimal terdiri atas tiga bagian, yaitu :

a.    Bilangan disebelah kiri tanda koma menyatakan bilangan bulatnya,

b.    Bilangan disebelah kanan tanda koma menyatakan pecahannya, dan

c.    Tanda koma, sebagai pembatas antara bilangan bulatnya dan pecahan

3.  Pembulatan pecahan desimal, jika pecahan desimal berulang atau tak berhingga atau karena alasan tertentu, maka pecahan desimal tersebut dapat di bulatkan kepecahan desimal terdekat dengan aturan sebagai berikut:

a.  Jika angka terkiri dan angka-angka yang harus dibulatkan kurang dari 5, Maka angka terkanan yang mendahuluinya tidak berubah (disebut pembulatan kebawah).

b. Jika angka terkiri dan angka-angka yang harus dibulatkan lebih dari 5 atau 5 diikuti oleh angka bukan nol, maka angka terkanan yang mendahuluinya bertambah satu (disebut pembulatan keatas).

c. Jika angka terkiri dan yang harus dibulatkan adalah angka 5, maka angka terkanan yang mendahuluinya tetap jika ia genap dan bertambah satu jika ia ganjil.

4. Untuk mengubah pecahan biasa menjadi pecahan desimal, dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan mengubah penyebut pecahan menjadi perpangkatan dari 10 atau dengan pembagian bentuk panjang (pembagian biasa).

5. Untuk mengubah bentuk persen menjadi pecahan desimal, anda dapat mengubah bentuk persen menjadi pecahan biasa, kemudian mengubahnya menjadi pecahan desimal.

6. Mengurutkan pecahan desimal berarti membandingkan pecahan – pecahan desimal tersebut. Ada dua cara mengurutkan pecahan desimal. Pertama, pecahan desimal diubah ke bentuk pecahan biasa diurutkan sebagaimana mengurutkan pecahan biasa.Kedua, mengurutkan pecahan desimal seperti mengurutkan bilangan bulat, yaitu diurutkan berdasarkan nilai tempatnya, mulai dari kiri dan membandingkan digit yang sesuai bergerak dari kiri ke kanan.

7. Operasi Pecahan Desimal terdiri dari  Penjumlahan Pecahan Desimal, Pengurangan Pecahan Desimal, Perkalian Pecahan Desimal, Pembagian Pecahan Desimal.

8. Persen mengandung arti perseratus, dilambangkan “%”. Persen adalah nama lain dari suatu pecahan dengan penyebut 100.

9. Untuk mengubah persen menjadi pecahan digunakan pengertian persen yaitu per seratus.

10. Untuk mengubah persen menjadi desimal digunakan cara yaitu mengubah persen menjadi pecahan, seperti langkah 1 di atas, selanjutnya ubalah pechan yang diperolah menjadi desimal.

11. Untuk mengubah pecahan menjadi persen,dilakukan dengan dua cara yaitu dengan:

a.    Mengubah penyebut pecahan tersebut menjadi 100.

b.      Membagi pecahan tersebut dan selanjutnya hasil baginya dikali dengan 100 persen.

12. Untuk mengubah desimal menjadi persen, pertama-tama ubalah desimal tersebut menjadi pecahan. Selanjutnya gunakan cara yang sama dengan cara mengubah pecahan menjadi persen.

13. Operasi Persen terdiri dari Penjumlahan Persen, Pengurangan Persen,  Perkalian Persen,  Pembagian Persen.

3.2  SARAN

Kita sebagai seorang guru khususnya guru matematika harus mampu menanamkan konsep kepada siswa, mengetahui karakter siswa yang kita ajarkan, dan kemampuan siswa dalam menerima pelajaran di kelas. Jika hal ini diperhatikan maka hasil belajar siswa dapat maksimal. Guru harus memberikan materi ajar secara berurutan karena materi yang diajarkan mempuyai prasyarat materi sebelumnya. Dengan demikian siswa akan lebih mudah mempelajari atau menerima materi yang diberikan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Muhsetyo, Gatot, Dkk. 2007. Pembelejaran Matematika SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Pathuddin, Baharuddin dan linawati. 2012. Desimal, persen, dan pecahan campuran. Palu: PUSBANGPRODIK BPSDMPK-PMP KEMDIKBUD.