Senin, 22 Agustus 2022

MAKALAH KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP (KLH) PENGELOLAAN LIMBA RUMAH SAKIT

 

MAKALAH                    

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP

PENGELOLAAN LIMBAH RUMAH SAKIT


Oleh :

Kelompok 4 :

Eka Surnya dewi                 (A 231 13 162)

Haikal                                   (A 231 14 016 )

Ni Nyoman Triningsih        (A 231 14 148)

Siti Hardianti                       (A 231 14 128 )

Novia                                     (A 231 13 128 )

Leonardo                               (A 231 12 039)

 

 

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2016

 

KATA PENGANTAR

 

Puji syukur penulis  panjatkan khadirat Tuhan yang   Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-Nyalah sehingga penulis dapat menyelasaikan makalah yang berjudulPengelolaan Limbah Rumah Sakit. Kami  mengucapakan terima kasih  yang  sebesar-besarnya dosen pembimbing dan berbagai pihak  yang  telah membimbing dalam menyelesaikan makalah sehingga dapat tersusunnya makalah ini.

Adapun makalah ini di buat agar pembaca dapat menambah wawasan mengenai “Pengelolaan Limbah Rumah Sakit. Sebagai manusia biasa penulis menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan . Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran   yang dapat membangun baik dalam bentuk apapun dari berbagai pihak guna kesempurnaan makalah selanjutnya.Sekian dan terimakasih

 

                                                                                           Palu, 24 Oktober  2016

                                                                                                                  Penulis

 

 

 Kelompok 4

 

 

 

 

 

DAFTAR ISI

 

Halaman Judul

KATA PENGANTAR.............................................................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................................................ ii

BAB I  PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang.................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................... 2

1.3 Tujuan................................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHSAN

2.1 Klasifikasi Limbah Rumah Sakit........................................................................ 3

2.2 Pengelolaan Limbah Cair Rumah Sakit.............................................................. 4

2.3 Pengelolaan Limbah B3 Medis .......................................................................... 5

2.4 Pengelolaan Efetivitas Insenerator...................................................................... 7

2.4 Rekomendasi Tindak Lanjut............................................................................... 8

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan........................................................................................................ 10

3.2 Saran ................................................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA

 

 

 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Upaya untuk meningkatkan kesehatan masyarakat sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum, besar artinya bagi pengembangan sumber daya manusia Indonesia seutuhnya. Masyarakat Indonesia pada masa yang akan datang diharapkan mampu memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan setinggi-tingginya.

Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan dengan inti kegiatan pelayanan preventif, kuratif, rehabilitatif dan promotif. Kegiatan tersebut akan menimbulkan dampak  positif dan negatif. Dampak positif adalah meningkatnya derajat kesehatan masyarakat,sedangkan dampak negatifnya antara lain adalah sampah dan limbah medis maupun non medis yang dapat menimbulkan penyakit dan pencemaran yang perlu perhatian khusus.

Oleh karena itu, perlu upaya penyehatan lingkungan rumah sakit yang bertujuan untuk melindungi masyarakat akan bahaya pencemaran lingkungan yang bersumber dari sampah maupun limbah rumah sakit. Limbah rumah sakit dapat mencemari lingkungan penduduk di sekitar rumah sakit dan dapat menimbulkan masalah kesehatan. Hal ini dikarenakan dalam limbah rumah sakit dapat mengandung berbagai jasad renik penyebab penyakit pada manusia termasuk demam typoid, kholera, disentri dan hepatitis sehingga limbah harus diolah sebelum dibuang ke lingkungan (BAPEDAL, 1999).

Sampah atau limbah rumah sakit dapat mengandung bahaya karena dapat bersifat racun,infeksius dan juga radioaktif. Selain itu, karena kegiatan atau sifat pelayanan yang diberikan,maka rumah sakit menjadi depot segala macam penyakit yang ada di masyarakat, bahkan dapat pula sebagai sumber distribusi penyakit karena selalu dihuni, dipergunakan, dan dikunjungi olehorang-orang yang rentan dan lemah terhadap penyakit.

Keadaan yang ada di masyarakat saat ini, terkait dengan lokasi rumah sakit yang umumnya berada di lingkungan penduduk yang cukup padat (biasanya di tengah kota) adalah timbulnya pencemaran terhadap masyarakat di sekitar lingkungan rumah sakit dengan adanya limbah rumah sakit baik limbah padat maupun limbah cair yang dibuang ke saluran umum. Dengan pertimbangan tersebut, rumah sakit diwajibkan menyediakan sarana pembuangan dan pengelolaan limbah padat maupun cair. Namun dengan semakin mahalnya harga tanah, serta besarnya tuntutan masyarakat akan kebutuhan peningkatan sarana penunjang sarana kesehatan yang baik, dan di lain pihak peraturan pemerintah tentang pelestarian lingkungan juga semakin ketat, maka pihak rumah sakit umumnya menempatkan sarana pengolah limbah pada skala prioritas yang rendah sebab penyediaan sarana pengolah limbah rumah sakit membutuhkan biaya investasi yang besar sehingga secara paralel akan meningkatkan biaya operasional pelayanan kesehatan di rumah sakit tersebut.

Oleh sebab itu, perlu dikembangkan pengolahan limbah rumah sakit yang mudah diopersikan serta harganya terjangkau, khususnya untuk rumah sakit dengan kapasitas kecil sampai sedang. Untuk itu, perlu disebarluaskan informasi mengenai teknik-teknik pengolahan limbah rumah sakit beserta keunggulan dan kekurangannya masing-masing.  Dengan adanya informasi yang jelas, maka pihak pengelola limbah rumah sakit dapat memilih teknik pengelolaan limbah rumah sakit yang sesuai dengan karakteristik limbah yang akan diolah, yang layak secara teknis, ekonomis, dan memenuhi standar lingkunga. 

I.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengelolaan limbah Rumah Sakit?

2. Bagaimana pengelolaan limbah cair Rumah Sakit?

3. Bagaimana pengelolaan limbah B3 medis?

4. Bagaimana efetivitas insenerator?

5. Apakah rekomendasi tindak lanjut?

 

1.3    Tujuan

1.      Untuk mengetahui pengelolaan limbah Rumah Sakit?

2.      Untuk mengetahui pengelolaan limbah cair Rumah Sakit?

3.      Untuk mengetahui pengelolaan limbah B3 medis?

4.      Untuk mengetahui efetivitas insenerator

5.      Untuk memberikan rekomendasi tindak lanjut?

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 KLASIFIKASI LIMBAH RUMAH SAKIT

Secara umum limbah rumah sakit dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu limbah klinis dan limbah non klinis baik padat maupun cair. Bentuk limbah klinis bermacam-macam dan berdasarkan potensi yang terkandung di dalamnya dapat dikelompokkan sebagai berikut :

a.    Limbah benda tajam

Limbah benda tajam adalah limbah yang memiliki sudut tajam, sisi, ujung atau bagian menonjol yang dapat memotong atau menusuk kulit seperti jarum hipodermik, perlengkapan intravena, pipet pasteur, pecahan gelas, pisau bedah yang terbuang dan mungkin terkontaminasi oleh darah, cairan tubuh, bahan mikrobiologi, bahan beracun atau radio aktif.

b.  Limbah infeksius

1)   Limbah laboratorium adalah limbah yang berasal dari pemeriksaan mikrobiologi dari poliklinik dan ruang perawatan/isolasi penyakit menular.

2)   Limbah jaringan tubuh adalah limbah yang berasal dihasilkan pada saat pembedahan atau otopsi, misalnya organ, anggota badan, darah dan cairan tubuh.

3)   Limbah sitotoksik adalah limbah yang berasal dari bahan yang terkontaminasi atau mungkin terkontaminasi dengan obat sitotoksik selama peracikan, pengangkutan atau tindakan terapi sitotoksik.

4)   Limbah farmasi adalah limbah yang berasal dari obat kadaluarsa, obat yang terbuang karena tidak memenuhi spesifikasi atau kemasan yang terkontaminasi, obat yang dibuang oleh pasien/masyarakat, obat yang tidak lagi diperlukan oleh institusi bersangkutan dan limbah yang dihasilkan selama produksi obat-obatan.

c.    Limbah kimia

limbah kimia Adalah limbah yang dihasilkan dari penggunaan bahan kimia dalam tindakan medis, veterinari, laboratorium, proses sterilisasi, dan riset.

d.   Limbah radioaktif

limbah radioaktif bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop yang berasal dari penggunaan medis atau riset radio nukleida.

Ø Penggolongan Limbah Medis

a. Golongan A: Dressing bedah, swab, bahan-bahan linen yang terkontaminasi penyakit infeksi, seluruh jaringan tubuh manusia (terinfeksi maupun tidak), bangkai/jaringan hewan dari laboratorium.

b. Golongan B: Syringe bekas, jarum, catridge, pecahan gelas dan benda-benda tajam.

c.  Golongan C:  Sampah dari laboratorium dan post partum.

d. Golongan D:  Limbah bahan kimia dan bahan-bahan farmasi.

e. Golongan E:  Pelapis bed-pan disposible, stamabags, urinoir

Ø  Limbah Medis Rumah Sakit Anuta Pura Palu

1.      Masker, kasa, Hanskun

Bulan

Total Sampah

Januari

642

Februari

552

Maret

629

April

601

Mei

981

Juni

247

Juli

137

Agustus

185

 

2.      Botol Infus

Bulan

Total Sampah

Januari

292

Februari

319

Maret

324

April

356

Mei

308

Juni

241

Juli

292

Agustus

184

 

3.      Jarum suntik

Bulan

Total Sampah

Januari

296

Februari

201

Maret

233

April

345

Mei

247

Juni

241

Juli

252

Agustus

188

 

4.      Botol obat

Bulan

Total Sampah

Januari

137

Februari

241

Maret

254

April

233

Mei

182

Juni

240

Juli

364

Agustus

216

 

5.      Selang infus dan keteter

Bulan

Total Sampah

Januari

 

Februari

248

Maret

486

April

400

Mei

397

Juni

230

Juli

265

Agustus

196

 

6.      Pempers 

Bulan

Total Sampah

Januari

36

Februari

47

Maret

                           52

April

                           19

Mei

34

Juni

14

Juli

30

Agustus

38

 

Ø  Limbah non medis rumah sakit Anuta Pura Palu

Yang termasuk limbah non medis di RS Anuta Pura yaitu limbah rumah tangga.

 

-          Limbah pada bulan Februari

Tanggal

Total Sampah

1

1449 kg

2

1184 kg

3

1184 kg

4

1310 kg

5

1184 kg

6

1964 kg

7

1820 kg

8

1824 kg

9

1336 kg

10

1652 kg

11

1597 kg

12

1184 kg

13

1149 kg

14

1692 kg

15

1449 kg

16

1373 kg

17

1487 kg

18

1146 kg

19

1303 kg

20

1310 kg

21

1016 kg

22

1820 kg

23

1858 kg

24

1428 kg

25

1805 kg

26

1697 kg

27

1531 kg

28

1319 kg

29

1993 kg

 

2.2 PENGELOLAAN LIMBAH CAIR RUMAH SAKIT

Ø  Limbah Cair di RS Anuta Pura Palu

Limbah cair yang ada di RS Anuta Pura Palu yaitu limbah yang berupa air. Hasil aktifitas RS seperti air mandi, air cuci baju, cuci piring dll.

Cara pengolaannya  yaitu:

Air yang sisa aktifitas tersebut di tampung disebuah bak dibawah tanah. Air yang pertama masuk masih keruh kemudian disaring lagi kebak kedua airnya sudah sedikit berkurang keruhnya. Selanjutnya air dialirkan kedalam tabung- tabung pengolahan air dengan menggunakan mesin. Setelah itu keluarlah air tersebut dengan jernih kemudian dialirkan kekolam setelah itu dialirkan ke drainasi(lingkungsan)

2.3  PENGELOLAAN LIMBAH B3 MEDIS

Pengolaan limbah B3 medis di RS Anuta Pura Palu yaitu pertama-tama sampah B3 disimpan dalam gudang kemudian dipilsah danbakaran  dikelompokkan berdasakan jenisnya. Sampah dikumpulkan sekitar jam 08.00 WITA kemudian dilakukan pembakaran pertama pada pukul 10.00 WITA apabila sampah dalam satu hari itu masih banyak akan dilakukan pembakaran kedua sekitar pukul 16.00 WITA. Proses pembakaran tersebut dilakukan dengan menggunakan mesin incenerator. Sampah dimasukkan kedalam tempat pembakaran secara manual karena kondisi dari mesin tersebut sudah ada yang mengalami kerusakkan. Pembakran menggunakan solar sebagai bahan bakah, dan air digunakan untuk mengurangi asap. Kemudian suhu ditur pada KM mesin. Dalam 1 kali pembakaran maksimal sampah yang dimasukkan 80 Kg dengan suhu  600-700 derajat. Setelah selesai pembakaran sampah tidak langsung jadi abu tetapi sapah berupa residu yang awalnya sebelum dibakar 80 kg menjadi 20 kg.

 

 

2.4  EFEKTIVITAS INSENERATOR

Beberapa hal yang perlu diperhatikan apabila incinerator akan digunakan di rumah sakit antara lain : ukuran, desain, kapasitas yang disesuaikan dengan volume sampah medis yang akan dibakar dan disesuaikan pula dengan pengaturan pengendalian pencemaran udara, penempatan lokasi yang berkaitan dengan jalur pengangkutan sampah dalam kompleks rumah sakit dan jalur pembuangan abu, serta perangkap untuk melindungi incinerator dari bahaya kebakaran.

Keuntungan menggunakan incinerator adalah dapat mengurangi volume sampah, dapat membakar beberapa jenis sampah termasuk sampah B3 (toksik menjadi non toksik, infeksius menjadi non infeksius), lahan yang dibutuhkan relatif tidak luas, pengoperasinnya tidak tergantung pada iklim, dan residu abu dapat digunakan untuk mengisi tanah yang rendah. Sedangkan kerugiannya adalah tidak semua jenis sampah dapt dimusnahkan terutama sampah dari logam dan botol, serta dapat menimbulkan pencemaran udara bila tidak dilengkapi dengan pollution control berupa cyclon (udara berputar) atau bag filter (penghisap debu). Hasil pembakaran berupa residu serta abu dikeluarkan dari incinerator dan ditimbun dilahan yang rendah. Sedangkan gas/pertikulat dikeluarkan melalui cerobong setelah melalui sarana pengolah pencemar udara yang sesuai.

2.5 REKOMENDASI TINDAK LANJUT

Untuk upaya penanggulngannya diperlukan pengnawasan Penghasil, pengepul, pengaangkut, pengolah, pemanfaatan, penimbun limbah B3 wajib memiliki sistem tannggap darurat. Penanggung jawab pengelolaan limbah B3 jawib memiliki sistem tanggap darurat kepada masyrakat. Penghasil limbah B3 bertanggung jawab atas penanggulangan pencemaran lingkungan akibat lepas/tumpahnya limbvah B3 yang menjadi tanggung jawabnya. Penghasil limbah B3 wajib segerah melaporkan tumpahnya limbah berbahaya kepada yangn bertanggung jawab.

 

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Pengaruh limbah rumah sakit terhadap lingkungan dan kesehatan antara lain gangguan kenyamanan dan estetika, kerusakan harta benda, kesehatan manusia, reproduksi, dan ganguan terhadap tanaman maupun binatang. Oleh karena itu limbah harus dikelola dengan baik dengan cara memisahkan limbah padat dan cair, dan membuangnya di tempat yang sudah ditentukan.

3.2 SARAN

Disarankan agar pengguna berhati– hati dalam penggunaan alat atau bahan yang berasal dari rumah sakit, agar tidak menimbulkan efek negatif pada tubuh.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

http://segores-info.blogspot.co.id/2014/03/makalah-tentang-limbah-rumah-sakit.html akses tanggal 22 oktober 2016

http://ichigo-fans.blogspot.co.id/2012/09/makalah-pelatihan-pengelolaan-sampah.html akses tanggal 22 oktober 2016

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar