MAKALAH
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP
PENGELOLAAN LIMBAH RUMAH
SAKIT

Oleh :
Kelompok 4 :
Eka Surnya
dewi (A 231 13 162)
Haikal (A 231 14 016 )
Ni Nyoman Triningsih (A 231 14 148)
Siti Hardianti (A 231 14 128 )
Novia (A 231 13
128 )
Leonardo (A 231 12 039)
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2016
KATA PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan khadirat Tuhan
yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
karunia-Nyalah sehingga penulis dapat menyelasaikan makalah yang berjudul“Pengelolaan Limbah Rumah Sakit”. Kami
mengucapakan terima kasih
yang sebesar-besarnya dosen
pembimbing dan berbagai pihak yang telah membimbing dalam menyelesaikan makalah
sehingga dapat tersusunnya makalah ini.
Adapun makalah ini
di buat agar pembaca dapat menambah wawasan mengenai “Pengelolaan Limbah Rumah
Sakit”. Sebagai manusia biasa penulis menyadari
bahwa pembuatan makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan . Oleh karena
itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun baik dalam bentuk
apapun dari berbagai pihak guna kesempurnaan makalah selanjutnya.Sekian dan terimakasih
Palu, 24 Oktober
2016
Penulis
Kelompok 4
DAFTAR ISI
Halaman Judul
KATA
PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR
ISI............................................................................................................ ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang.................................................................................................... 1
1.2
Rumusan Masalah............................................................................................... 2
1.3
Tujuan................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHSAN
2.1
Klasifikasi Limbah Rumah Sakit........................................................................ 3
2.2
Pengelolaan Limbah Cair Rumah Sakit.............................................................. 4
2.3
Pengelolaan Limbah B3 Medis
.......................................................................... 5
2.4
Pengelolaan Efetivitas Insenerator...................................................................... 7
2.4
Rekomendasi Tindak Lanjut............................................................................... 8
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan........................................................................................................ 10
3.2
Saran ................................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Upaya
untuk meningkatkan kesehatan masyarakat sebagai salah satu unsur kesejahteraan
umum, besar artinya bagi pengembangan sumber daya manusia Indonesia seutuhnya.
Masyarakat Indonesia pada masa yang akan datang diharapkan mampu memperoleh
pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat
kesehatan setinggi-tingginya.
Rumah
sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan dengan inti kegiatan
pelayanan preventif, kuratif, rehabilitatif dan promotif. Kegiatan
tersebut akan menimbulkan dampak positif dan negatif. Dampak positif
adalah meningkatnya derajat kesehatan masyarakat,sedangkan dampak negatifnya
antara lain adalah sampah dan limbah medis maupun non medis yang dapat menimbulkan
penyakit dan pencemaran yang perlu perhatian khusus.
Oleh
karena itu, perlu upaya penyehatan lingkungan rumah sakit yang bertujuan untuk
melindungi masyarakat akan bahaya pencemaran lingkungan yang bersumber dari
sampah maupun limbah rumah sakit. Limbah rumah sakit dapat mencemari lingkungan
penduduk di sekitar rumah sakit dan dapat menimbulkan masalah kesehatan. Hal
ini dikarenakan dalam limbah rumah sakit dapat mengandung berbagai jasad renik
penyebab penyakit pada manusia termasuk demam typoid, kholera, disentri dan
hepatitis sehingga limbah harus diolah sebelum dibuang ke lingkungan (BAPEDAL,
1999).
Sampah
atau limbah rumah sakit dapat mengandung bahaya karena dapat bersifat
racun,infeksius dan juga radioaktif. Selain itu, karena kegiatan atau sifat
pelayanan yang diberikan,maka rumah sakit menjadi depot segala macam penyakit
yang ada di masyarakat, bahkan dapat pula sebagai sumber distribusi
penyakit karena selalu dihuni, dipergunakan, dan dikunjungi olehorang-orang
yang rentan dan lemah terhadap penyakit.
Keadaan
yang ada di masyarakat saat ini, terkait dengan lokasi rumah sakit yang umumnya
berada di lingkungan penduduk yang cukup padat (biasanya di tengah kota) adalah
timbulnya pencemaran terhadap masyarakat di sekitar lingkungan rumah sakit
dengan adanya limbah rumah sakit baik limbah padat maupun limbah cair yang
dibuang ke saluran umum. Dengan pertimbangan tersebut, rumah sakit diwajibkan
menyediakan sarana pembuangan dan pengelolaan limbah padat maupun cair. Namun
dengan semakin mahalnya harga tanah, serta besarnya tuntutan masyarakat akan
kebutuhan peningkatan sarana penunjang sarana kesehatan yang baik, dan di lain
pihak peraturan pemerintah tentang pelestarian lingkungan juga semakin ketat,
maka pihak rumah sakit umumnya menempatkan sarana pengolah limbah pada skala
prioritas yang rendah sebab penyediaan sarana pengolah limbah rumah sakit
membutuhkan biaya investasi yang besar sehingga secara paralel akan
meningkatkan biaya operasional pelayanan kesehatan di rumah sakit tersebut.
Oleh
sebab itu, perlu dikembangkan pengolahan limbah rumah sakit yang mudah
diopersikan serta harganya terjangkau, khususnya untuk rumah sakit dengan
kapasitas kecil sampai sedang. Untuk itu, perlu disebarluaskan informasi
mengenai teknik-teknik pengolahan limbah rumah sakit beserta keunggulan dan
kekurangannya masing-masing. Dengan adanya informasi yang jelas, maka
pihak pengelola limbah rumah sakit dapat memilih teknik pengelolaan limbah
rumah sakit yang sesuai dengan karakteristik limbah yang akan diolah, yang
layak secara teknis, ekonomis, dan memenuhi standar lingkunga.
I.2
Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengelolaan limbah Rumah Sakit?
2. Bagaimana pengelolaan limbah cair Rumah Sakit?
3. Bagaimana pengelolaan limbah B3 medis?
4. Bagaimana efetivitas insenerator?
5. Apakah rekomendasi tindak lanjut?
1.3
Tujuan
1. Untuk mengetahui pengelolaan limbah Rumah Sakit?
2. Untuk mengetahui pengelolaan limbah cair Rumah Sakit?
3. Untuk mengetahui pengelolaan limbah B3 medis?
4. Untuk mengetahui efetivitas insenerator
5. Untuk memberikan rekomendasi tindak lanjut?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 KLASIFIKASI LIMBAH RUMAH SAKIT
Secara umum limbah rumah sakit dibagi dalam dua
kelompok besar, yaitu limbah klinis dan limbah non klinis baik padat maupun
cair. Bentuk limbah klinis bermacam-macam dan berdasarkan potensi yang
terkandung di dalamnya dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a.
Limbah benda tajam
Limbah benda tajam adalah
limbah yang memiliki sudut tajam, sisi, ujung atau bagian menonjol yang dapat
memotong atau menusuk kulit seperti jarum hipodermik, perlengkapan intravena,
pipet pasteur, pecahan gelas, pisau bedah yang terbuang dan mungkin
terkontaminasi oleh darah, cairan tubuh, bahan mikrobiologi, bahan beracun atau
radio aktif.
b.
Limbah infeksius
1) Limbah laboratorium
adalah limbah yang berasal dari pemeriksaan mikrobiologi dari poliklinik dan
ruang perawatan/isolasi penyakit menular.
2) Limbah jaringan
tubuh adalah limbah yang berasal dihasilkan pada saat pembedahan atau otopsi,
misalnya organ, anggota badan, darah dan cairan tubuh.
3) Limbah sitotoksik
adalah limbah yang berasal dari bahan yang terkontaminasi atau mungkin
terkontaminasi dengan obat sitotoksik selama peracikan, pengangkutan atau
tindakan terapi sitotoksik.
4) Limbah farmasi
adalah limbah yang berasal dari obat kadaluarsa, obat yang terbuang karena
tidak memenuhi spesifikasi atau kemasan yang terkontaminasi, obat yang dibuang
oleh pasien/masyarakat, obat yang tidak lagi diperlukan oleh institusi
bersangkutan dan limbah yang dihasilkan selama produksi obat-obatan.
c.
Limbah kimia
limbah kimia Adalah
limbah yang dihasilkan dari penggunaan bahan kimia dalam tindakan medis,
veterinari, laboratorium, proses sterilisasi, dan riset.
d.
Limbah radioaktif
limbah radioaktif bahan
yang terkontaminasi dengan radio isotop yang berasal dari penggunaan medis atau
riset radio nukleida.
Ø Penggolongan Limbah Medis
a. Golongan A: Dressing
bedah, swab, bahan-bahan linen yang terkontaminasi penyakit infeksi, seluruh
jaringan tubuh manusia (terinfeksi maupun tidak), bangkai/jaringan hewan dari
laboratorium.
b. Golongan B: Syringe
bekas, jarum, catridge, pecahan gelas dan benda-benda tajam.
c. Golongan C: Sampah dari
laboratorium dan post partum.
d. Golongan D: Limbah
bahan kimia dan bahan-bahan farmasi.
e. Golongan E: Pelapis
bed-pan disposible, stamabags, urinoir
Ø
Limbah Medis Rumah
Sakit Anuta Pura Palu
1.
Masker, kasa,
Hanskun
Bulan |
Total Sampah |
Januari |
642 |
Februari |
552 |
Maret |
629 |
April |
601 |
Mei |
981 |
Juni |
247 |
Juli |
137 |
Agustus |
185 |
2.
Botol Infus
Bulan |
Total Sampah |
Januari |
292 |
Februari |
319 |
Maret |
324 |
April |
356 |
Mei |
308 |
Juni |
241 |
Juli |
292 |
Agustus |
184 |
3.
Jarum suntik
Bulan |
Total Sampah |
Januari |
296 |
Februari |
201 |
Maret |
233 |
April |
345 |
Mei |
247 |
Juni |
241 |
Juli |
252 |
Agustus |
188 |
4.
Botol obat
Bulan |
Total Sampah |
Januari |
137 |
Februari |
241 |
Maret |
254 |
April |
233 |
Mei |
182 |
Juni |
240 |
Juli |
364 |
Agustus |
216 |
5.
Selang infus dan
keteter
Bulan |
Total Sampah |
Januari |
|
Februari |
248 |
Maret |
486 |
April |
400 |
Mei |
397 |
Juni |
230 |
Juli |
265 |
Agustus |
196 |
6.
Pempers
Bulan |
Total Sampah |
Januari |
36 |
Februari |
47 |
Maret |
52 |
April |
19 |
Mei |
34 |
Juni |
14 |
Juli |
30 |
Agustus |
38 |
Ø
Limbah non medis
rumah sakit Anuta Pura Palu
Yang
termasuk limbah non medis di RS Anuta Pura yaitu limbah rumah tangga.
-
Limbah pada bulan
Februari
Tanggal |
Total Sampah |
1 |
1449 kg |
2 |
1184 kg |
3 |
1184 kg |
4 |
1310 kg |
5 |
1184 kg |
6 |
1964 kg |
7 |
1820 kg |
8 |
1824 kg |
9 |
1336 kg |
10 |
1652 kg |
11 |
1597 kg |
12 |
1184 kg |
13 |
1149 kg |
14 |
1692 kg |
15 |
1449 kg |
16 |
1373 kg |
17 |
1487 kg |
18 |
1146 kg |
19 |
1303 kg |
20 |
1310 kg |
21 |
1016 kg |
22 |
1820 kg |
23 |
1858 kg |
24 |
1428 kg |
25 |
1805 kg |
26 |
1697 kg |
27 |
1531 kg |
28 |
1319 kg |
29 |
1993 kg |
2.2 PENGELOLAAN LIMBAH CAIR RUMAH SAKIT
Ø Limbah Cair di RS Anuta Pura Palu
Limbah cair
yang ada di RS Anuta Pura Palu yaitu limbah yang berupa air. Hasil aktifitas RS
seperti air mandi, air cuci baju, cuci piring dll.
Cara
pengolaannya yaitu:
Air yang sisa
aktifitas tersebut di tampung disebuah bak dibawah tanah. Air yang pertama
masuk masih keruh kemudian disaring lagi kebak kedua airnya sudah sedikit
berkurang keruhnya. Selanjutnya air dialirkan kedalam tabung- tabung pengolahan
air dengan menggunakan mesin. Setelah itu keluarlah air tersebut dengan jernih
kemudian dialirkan kekolam setelah itu dialirkan ke drainasi(lingkungsan)
2.3 PENGELOLAAN
LIMBAH B3 MEDIS
Pengolaan limbah B3 medis di RS Anuta Pura Palu yaitu
pertama-tama sampah B3 disimpan dalam gudang kemudian dipilsah danbakaran dikelompokkan berdasakan jenisnya. Sampah
dikumpulkan sekitar jam 08.00 WITA kemudian dilakukan pembakaran pertama pada
pukul 10.00 WITA apabila sampah dalam satu hari itu masih banyak akan dilakukan
pembakaran kedua sekitar pukul 16.00 WITA. Proses pembakaran tersebut dilakukan
dengan menggunakan mesin incenerator. Sampah dimasukkan kedalam tempat
pembakaran secara manual karena kondisi dari mesin tersebut sudah ada yang
mengalami kerusakkan. Pembakran menggunakan solar sebagai bahan bakah, dan air
digunakan untuk mengurangi asap. Kemudian suhu ditur pada KM mesin. Dalam 1
kali pembakaran maksimal sampah yang dimasukkan 80 Kg dengan suhu 600-700 derajat. Setelah selesai pembakaran
sampah tidak langsung jadi abu tetapi sapah berupa residu yang awalnya sebelum
dibakar 80 kg menjadi 20 kg.
2.4 EFEKTIVITAS
INSENERATOR
Beberapa hal yang perlu diperhatikan apabila incinerator
akan digunakan di rumah sakit antara lain : ukuran, desain, kapasitas yang
disesuaikan dengan volume sampah medis yang akan dibakar dan disesuaikan pula
dengan pengaturan pengendalian pencemaran udara, penempatan lokasi yang
berkaitan dengan jalur pengangkutan sampah dalam kompleks rumah sakit dan jalur
pembuangan abu, serta perangkap untuk melindungi incinerator dari bahaya
kebakaran.
Keuntungan menggunakan incinerator adalah dapat
mengurangi volume sampah, dapat membakar beberapa jenis sampah termasuk sampah
B3 (toksik menjadi non toksik, infeksius menjadi non infeksius), lahan yang
dibutuhkan relatif tidak luas, pengoperasinnya tidak tergantung pada iklim, dan
residu abu dapat digunakan untuk mengisi tanah yang rendah. Sedangkan
kerugiannya adalah tidak semua jenis sampah dapt dimusnahkan terutama sampah
dari logam dan botol, serta dapat menimbulkan pencemaran udara bila tidak
dilengkapi dengan pollution control berupa cyclon (udara berputar) atau bag
filter (penghisap debu). Hasil pembakaran berupa residu serta abu dikeluarkan
dari incinerator dan ditimbun dilahan yang rendah. Sedangkan gas/pertikulat
dikeluarkan melalui cerobong setelah melalui sarana pengolah pencemar udara
yang sesuai.
2.5 REKOMENDASI TINDAK LANJUT
Untuk upaya penanggulngannya diperlukan pengnawasan
Penghasil, pengepul, pengaangkut, pengolah, pemanfaatan, penimbun limbah B3
wajib memiliki sistem tannggap darurat. Penanggung jawab pengelolaan limbah B3
jawib memiliki sistem tanggap darurat kepada masyrakat. Penghasil limbah B3
bertanggung jawab atas penanggulangan pencemaran lingkungan akibat
lepas/tumpahnya limbvah B3 yang menjadi tanggung jawabnya. Penghasil limbah B3
wajib segerah melaporkan tumpahnya limbah berbahaya kepada yangn bertanggung
jawab.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pengaruh limbah
rumah sakit terhadap lingkungan dan kesehatan antara lain gangguan kenyamanan
dan estetika, kerusakan harta benda, kesehatan manusia, reproduksi, dan ganguan
terhadap tanaman maupun binatang. Oleh karena itu limbah harus dikelola dengan
baik dengan cara memisahkan limbah padat dan cair, dan membuangnya di tempat
yang sudah ditentukan.
3.2 SARAN
Disarankan agar
pengguna berhati– hati dalam penggunaan alat atau bahan yang berasal dari rumah
sakit, agar tidak menimbulkan efek negatif pada tubuh.
DAFTAR PUSTAKA
http://segores-info.blogspot.co.id/2014/03/makalah-tentang-limbah-rumah-sakit.html
akses tanggal 22 oktober
2016
http://ichigo-fans.blogspot.co.id/2012/09/makalah-pelatihan-pengelolaan-sampah.html
akses tanggal 22 oktober 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar